Berita

Michelle Bachelet dari OHCHR/Net

Dunia

PBB: Dalam Lima Bulan 1.300 Orang Tewas Dalam Operasi Keamanan Venezuela

SABTU, 04 JULI 2020 | 08:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sedikitnya, 1.324 orang tewas dalam operasi keamanan Venezuela sepanjang lima bulan pertama tahun 2020. Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) prihatin atas data tersebut yang menunjukkan tingginya tingkat kekerasan yang menimpa anak muda di sana.

"Saya masih khawatir tentang tingginya angka kematian orang muda oleh pasukan keamanan," kata Michelle Bachelet dari OHCHR, yang mempresentasikan laporan setebal 17 halaman tentang Venezuela di Jenewa, dikutip dari Reuters, Jumat (3/7).

Ia merujuk pada orang-orang yang dikatakan telah meninggal ketika menentang pihak berwenang.


Sementara itu, data resmi pemerintah menunjukkan 6.710 orang di Venezuela tewas akibat pembunuhan pada 2019 dan 1.363 orang tewas selama Januari sampai Mei tahun ini.

Mantan Presiden Chile Bachelet mengatakan angka-angka itu, "Tidak termasuk kematian karena kekerasan dalam konteks operasi keamanan yang diklasifikasikan sebagai 'perlawanan terhadap otoritas.”

Dari jumlah korban yang tewas pada 2020, sebanyak 432 kematian dikaitkan dengan pasukan khusus kepolisian FAES, 366 dikaitkan dengan unit penyelidik kepolisian CICPC, 136 terkait dengan Garda Nasional, dan 124 kematian terkait dengan kepolisian di Negara Bagian Zulia, menurut laporan tersebut.

Duta Besar Venezuela untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional di Jenewa Jorge Valero mengatakan laporan itu dibuat berdasarkan "pertanyaan tidak berdasar" yang bertujuan "mendukung agresi terhadap Venezuela".

Ia juga menyampaikan bahwa Venezuela akan menyambut kedatangan Alena Douhan, utusan khusus OHCHR untuk mendalami dampak negatif dari kebijakan sepihak yang dibuat atas nama hak asasi manusia.

Ia menegaskan akan mengamati langsung dampak dari sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap Venezuela.

Amerika Serikat masih memberlakukan sanksi terhadap Venezuela untuk memaksa Presiden Nicolas Maduro mundur dari jabatannya. Sejumlah pejabat Partai Sosialis yang saat ini berkuasa menyalahkan sanksi itu karena dianggap menyebabkan perekonomian di Venezuela terpuruk.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya