Berita

Kanselir Negara Myanmar, Aung San Suu Kyi/Net

Dunia

Myanmar Siap Gelar Pemilu, Pengamat: Aung San Suu Kyi Akan Bertahan

KAMIS, 02 JULI 2020 | 08:51 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Myanmar akan menggelar pemilihan umum pada 8 November, di mana pemimpinnya, sang aktivis pro-demokrasi, dipercayai akan tetap bertahan.

Melansir CNA, komisi pemilihan negara telah mengumumkan pemilu pada Rabu (1/7). Suu Kyi dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD)  akan bertarung dengan penantangnya dari Partai Solidaritas dan Pembangunan yang didukung militer.

Suu Kyi adalah peraih Nobel Perdamaian yang berhasil mendapat kemenangan besar pada jajak pendapat 2015 setelah Myanmar selama lima dekade berkuasa di militer.

Ia adalah mantan tahanan politik yang pernah dianggap sebagai ikon moral oleh pemerintah barat. Namun citranya ternodai dengan tindakan brutal mililter Myanmar yang membuat sekitar 750 ribu muslim Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan melarikan diri ke negara tetangga, terutama Bangladesh.

Ketika muncul di pengadilan internasional di Den Haag, Suu Kyi membela tentara atas tuduhan pemerkosaan, pembakaran dan pembunuhan massal di Rakhine yang menurut kelompok hak asasi manusia sama dengan genosida.

Selama pemerintahannya, janji-janji Suu Kyi untuk meningkatkan ekonomi Myanmar gagal terwujud. Sementara para etnis minoritas mulai khawatir.

Meski begitu, wanita yang dijuluki "Mother Suu" ini tetap menjadi sosok yang sangat dicintai di Myanmar.

Rakyat Myanmar tampaknya sudah jengah dengan militer yang terus menguasai pemerintahan. Bahkan, di tengah kegagalan Suu Kyi, pengamat politik yang bermarkas di Yangon, Richard Horsey, mengatakan, pemilu tidak akan membawa perubahan dalam pemerintahan mengingat popularitas Mother Suu tersebut.

"Tetapi mereka akan mengkonsolidasikan demokrasi pemilihan lebih lanjut di negara yang berada di bawah kekuasaan otoriter selama beberapa dekade," ujarnya.

Saat ini Myanmar sendiri tampak sudah lolos dari wabah Covid-19, yang tidak akan memberatkan Suu Kyi. Saat ini, Myanmar sudah mencatatkan 300 kasus baru dengan enam kematian.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya