Berita

Ilustrasi petugas kesehatan saat melakukan rapid test Covid-19/Net

Politik

Evaluasi Mudik Lebaran, DPR Kritik Mahalnya Biaya Tes Covid-19 Untuk Syarat Perjalanan

RABU, 01 JULI 2020 | 23:21 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Mahalnya biaya rapid test virus corona baru (Covid-19) sebagai syarat bagi warga melakukan perjalanan ke antar daerah mendapat kritik anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Anggota Komisi V DPR RI, Iis Edhy Prabowo, mengatakan, seharusnya masyarakat mendapatkan kemudahan untuk memeriksakan dirinya. Mengingat, hasil rapid test dibutukan untuk setiap masyarakat yang akan pergi ke wilayah lainnya.  

"Padahal seharusnya masyarakat diberi kemudahan dalam memeriksakan diri demi penanggulangan penyebaran covid-19.  Apalagi ini berkaitan dengan syarat untuk mobilitas masyarakat dari satu wilayah ke wilayah lainnya,” kata Iis dalam rapat kerja Komisi V bersama dengan Menhub, Menteri PUPR, dan Kakorlantas mengevaluasi sarana dan prasarana arus mudik Lebaran 2020, Rabu (1/7).

Iis berharap, di tengah situasi masyaraat yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemik Covid-19 pemerintah jangan menambah beban dengan biaya rapid test yang termpau mahal.

Saat ini, tambah Iis, pendapatan ekonomi masyarakat sudah menurun.

Di hadapan para Menteri itu, Iis mengulas bahwa saat ini hampir seluruh sektor membutuhkan hasil rapid test dan swab. Tujuannya, untuk memastikan pencegahan penularan Covid-19.

"Jika ada masyarakat yang sakit meski tidak ada kaitanya dengan Covid-19, pihak rumah sakit mewajibkan pasien mengikuti rapid test terlebih dahulu. Tentu ini sangat membebani," tutur legislator dari dapil Jawa Barat 2 ini.  

Iis mengkritisi tingginya biaya rapid tes yang berkisar antara Rp 300-500 ribu rupiah. Bahkan untuk menjalani pemeriksaan swab rata-pihak rumah sakit memasang harga Rp 1,5-2,5 juta.   

Istri Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ini juga mempertanyakan pengetatan pembatasan sosial selama arus mudik yang hanya terfokus di bandara.

“Kenapa selama pengendalian, seolah hanya terkonsentrasi di Bandara saja, padahal transportasi itu juga melalui laut dan darat,” sambung Iis.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

SPS Aceh Dinobatkan sebagai SPS Provinsi Terbaik 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:53

Hari Ini Nasdem Muara Enim Buka Penjaringan Balon Bupati dan Wabup

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:36

Prof Sugianto Janjikan Netralitas ASN pada Pilkada 2024 kalau Ditunjuk jadi Pj Bupati

Rabu, 01 Mei 2024 | 05:14

Teriakan "Ijeck Gubernur" Menggema di Syukuran Kosgoro 1957 Sumut

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:58

Dihiasi 2 Penalti, Bayern Vs Madrid Berakhir 2-2

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:46

Dai Kondang Ustaz Das'ad Latif Masuk Daftar Kandidat Nasdem untuk Pilwalkot Makassar

Rabu, 01 Mei 2024 | 04:22

Jelang Pilkada, Pj Gubernur Jabar Minta Seluruh ASN Jaga Netralitas

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:58

Ekonomi Pakistan Semakin Buruk

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:37

Kader PKB Daftar sebagai Bacabup Aceh Besar lewat Demokrat

Rabu, 01 Mei 2024 | 03:29

Ngaku Punya Program Palembang Bebas Banjir, Firmansyah Hadi Daftar di PDIP

Rabu, 01 Mei 2024 | 02:31

Selengkapnya