Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad dan Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim/Net
Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia, Mahathir Mohamad, membeberkan alasannya tidak mendukung Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), Anwar Ibrahim sebagai PM.
Alasan tersebut Mahathir ungkapkan dalam wawancara dengan CNBC pada Rabu (1/7), melansir The Star.
"Yah, dia tidak terlalu populer dengan orang Melayu. Sekarang, telah ditunjukkan bahwa dukungan orang Melayu sangat penting bagi partai mana pun untuk memenangkan pemilihan," ujar Mahathir.
"Karena dia tidak populer, menjadi pemimpin sebuah partai multiras, dia membutuhkan seseorang yang adalah pemimpin orang Melayu untuk memenangkan pemilihan ini," sambungnya.
Dari pengalaman tiga kali pemilihan umum, Anwar selalu gagal mendapatkan suara orang Melayu. Sementara ketika ia menjadi kandidat, dukungan mengalir dengan deras.
“Hanya ketika saya bergabung, kami berhasil menang. Dan ini sebuah pencapaian, karena selama 60 tahun, pemerintah telah menjadi pihak yang sama. Ini adalah pertama kalinya perubahan itu dicapai," paparnya.
Pernyataan Mahathir sendiri merujuk pada koalisi Pakatan Harapan (PH) yang digawangi Anwar yang selalu gagal mendapatkan kursi PM. Sementara ketika ia bergabung, PH berhasil memenangkannya.
Saat ini, PH sendiri sedang terlibat perselisihan karena perbedaan dukungan untuk kandidat PM.
Mahathir bersama sekutunya seperti Amanah dan DAP mendukung pencalonan Kepala Parti Warisan Sabah, Shafie Apdal sebagai PM. Sementara PKR mendukung Anwar Ibrahim.