Berita

Presiden Prancis Emmanuel Macron disambut oleh rekannya dari Mauritania, Mohamed Ould Ghazouani di Nouakchott pada 30 Juni 2020/Net

Dunia

Bahas Perang Anti Jihad Emmanuel Macron Bertemu Dengan Para Pemimpin Afrika Barat

RABU, 01 JULI 2020 | 07:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan para pemimpin dari lima negara Afrika Barat. Pertemuan ini  untuk mengambil langkah dan strategi baru dalam mengintensifkan perang melawan gerilyawan jihad di Sahel pada Selasa (30/6).

Para pemimpin itu bertemu di ibu kota Mauritania, Nouakchott. Pertemuan tersebut menjadi pertemuan fisik yang pertama antara sekutu Sahel sejak awal krisis Covid-19.

Dalam kesempatan itu Presiden Macron kembali mengaskan komitmennya dalam perang melawan terorisme di wilayah Sahel.


“Perancis akan melanjutkan komitmennya pada Sahel,” kata Macron, seperti dikutip dari AFP, Rabu (1/7).

Macron mengatakan, selama enam bulan terakhir sekutu telah menunjukkan keberhasilan nyata yang meningkat dengan menetralisasikan para pemimpin jihadis yang ditakuti. Dia juga memuji peningkatan intervensi oleh pasukan Sahel.

Awal bulan ini, pasukan Prancis di Mali utara, dibantu oleh pesawat tak berawak AS, berhasil membunuh Abdelmalek Droukdel, kepala al-Qaeda di Maghreb Islam (AQIM).

Sebelumnya, Presiden Mauritius Mohamed Ould Cheikh El Ghazouani mengatakan, bahwa meskipun ada kemajuan yang cukup signifikan, namun itu belum ckup untuk menghadapi tantangan yang semakin meningkat dari para jihadis.

“Ada kemajuan signifikan, dalam perang melawan para jihadis, meskipun kemajuan itu tidak memadai dalam menghadapi tantangan yang meningkat,” katanya.

“Ekstremis brutal dalam segala bentuknya terus mengenai beberapa zona dan berkembang dengan cara yang mengkhawatirkan,” tambahnya

Pemberontakan oleh separatis Tuareg yang diambil alih oleh jihadis di Mali utara dimulai pada 2012. Meskipun ada ribuan pasukan PBB dan Prancis, konflik itu menyebar ke negara tetangga, Burkina Faso dan Niger, memicu pertikaian antara kelompok etnis dan memicu kekhawatiran bagi negara-negara di selatan.

Ribuan tentara dan warga sipil telah terbunuh, ratusan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka dan kondisi itu telah menambah parah keadaan ekoniomi ketiga negara yang sudah termasuk di antara yang termiskin di dunia itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya