Berita

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo/Net

Dunia

Di Tengah Polemik Imbalan Nyawa Tentara, AS-Taliban Lanjutkan Kesepakatan Damai

SELASA, 30 JUNI 2020 | 16:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Amerika Serikat (AS) dan Taliban kembali menyatakan kembali komitmen keduanya untuk melanjutkan proses perdamaian Afganistan. Meski saat ini publik masih bertanya-tanya mengenai kebenaran isu bahwa Rusia menawarkan imbalan pada Taliban untuk membunuh pasukan tentara AS di Afganistan.

Dilaporkan Reuters, kepala kantor politik Taliban di Doha, Mullah Baradar melakukan konferensi video dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada Selasa (30/6).

Keduanya membahas implementasi perjanjian Doha, penarikan pasukan asing, pembebasan tahanan, hingga dialog intra-Afganistan, hingga pengurangan kekerasan.

"Baradar sekali lagi menegaskan bahwa Taliban berkomitmen untuk tidak membiarkan siapa pun menggunakan tanah Afganistan (untuk melancarkan serangan) terhadap negara mana pun," ujar jurubicara Taliban, Suhail Shaheen dalam akun Twitter-nya.

Shaheen mengatakan, komitmen Taliban juga sudah diakui oleh AS, di mana Pompeo menyatakan kelompok tersebut sudah menurunkan intensitas perang dengan tidak menyerang kota dan pangkalan militer utama.

Berdasarkan perjanjian Doha yang ditandatangani AS dan Taliban pada Februari, Washington akan menarik pasukannya dengan imbalan kelompok tersebut mengurangi kekerasan di Afganistan.

Sejak perjanjian tersebut, jurubicara penasihat keamanan nasional Afganistan, Javid Faisal mengatakan, Taliban telah melancarkan 44 serangan dan membunuh atau melukai rata-rata 24 warga sipil setiap harinya.

Shaheen berdalih, peningkatan serangan terjadi karena provokasi pemerintah di daerah-daerah yang berada di bawah kendali Taliban.

Sementara terkait mandetnya dialog intra-Afganistan, Baradar mengatakan kepada Pompeo bahwa penundaan pembicaraan karena pemerintah Afghanistan tidak membebaskan jumlah tahanan yang disepakati.

Pembicaraan Baradar dan Pompeo sendiri muncul di tengah-tengah merebaknya isu yang diungkap oleh New York Times (NYT) pada pekan lalu.

NYT mengungkap, Rusia memberi tawaran imbalan kepada Taliban jika berhasil membunuh tentara AS di Afganistan. Tawaran tersebut dilaporkan sudah diketahui oleh Presiden Donald Trump. Namun Gedung Putih menyanggah hal tersebut.

Sementara itu, baik Rusia maupun Taliban juga membantah laporan yang dianggap "omong kosong" tersebut.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya