Bendera PDIP dan bendera bergambar palu arit dibakar saat aksi di depan gedung DPR/Net
Pembakaran bendera PDIP saat aksi Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) merupakan eksiden yang tidak pernah direncanakan.
Baca: Penjelasan Korlap ANAK NKRI: Tidak Ada Rencana Membakar Bendera PDIP, Disinggung Saja Tidak
Koordinator Lapangan Aksi bertajuk “ Selamatkan NKRI dan Pancasila dari Komunisme†Edy Mulyadi mengurai awal mula eksiden itu tersebut.
Sekjen GNPF Ulama itu mengaku saat dirinya sedang beristirahat di bawah mobil komando ada bisikan dari seseorang yang muncul dari gerombolan aksi.
“Bisikin ke saya, “habis ini bakar bendera PKIâ€. Spontan saya jawab, emang ada benderanya? (Dijawab) ada. Yasudah kalau gitu,†urainya.
Setelah itu dia naik ke panggung dan langsung mengumumkan bahwa akan ada pembakaran bendera PKI pada aksi nanti. Massa yang mendengar kabar itu tampak bersemangat.
Hanya saja, Edy Mulyadi mengaku hanya tahu bendera yang dibawa ada dua, tapi tidak tahu bahwa bendera itu adalah bendera PKI dan PDIP.
“Kenapa bendera PDIP ikut dibakar, saya nggak tahu, waktu dibawa ke situ ada berapa bendera, saya nggak tahu (ada PDIP),†urainya.
Hingga pada akhirnya, pada saat mengetahui bahwa dua bendera yang dibakar adalah bergambar palu arit dan kepala banteng moncong putih, Edy Mulyadi mengaku sudah tidak bisa menghentikan peserta aksi yang sedang terbakar semangat.
“Dalam suasana seperti itu masak saya bilang woi bendera PDIP jangan dibakar, nggak mungkin,†ujarnya.
“Jadi pembakaran bendera bukan rencana kita. Kedua, bendera PDIP benar-benar eksiden, tidak ada rencana dan diduga penyusup,†demikian Edy Mulyadi.