Berita

Ilustrasi Kim Il Sung/Net

Dunia

Perjuangan Anti-Imperialisme Kim Il Sung Buka Jendela Harapan Negara-negara Dunia

RABU, 24 JUNI 2020 | 13:39 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tidak aneh menobatkan Kim Il Sung sebagai Presiden Abadi Republik Rakyat Demokratik Korea (RRD Korea). Raganya memang sudah tiada, namun ide dan perjuangannya untuk melawan imperialisme dan kolonialisme akan selalu di kenang, khususnya untuk negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Kim Il Sung telah mengabdikan seluruh hidupnya untuk memperjuangkan kemerdekaan umat manusia. Itu, ia tuangkan dalam gagasannya, Juche.

Juche merupakan suatu gambaran bagaimana perjuangan bangsa-bangsa yang tertindas untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaan sejati mereka.


Pada Juni 1930, ia mengemukakan garis perjuangan bersenjata yang terorganisir oleh angkatan bersenjata revolusioner sendiri dan isu-isu strategis dan taktis yang relevan.

Ia menciptakan contoh cemerlang dalam sejarah perjuangan pembebasan nasional dengan berbagai penjelasan ilmiah dan teoritis. Ia memimpin perjuangan bersenjata anti-Jepang menuju kemenangan.

Bertahun-tahun setelahnya. dalam konferensi budaya pada 1968 di Havana, Kuba, dokumen berjudul "Anti-Japanese Armed Struggle of the Korean People Launched and Waged under the Direct Leadership of President Kim Il Sung" diadopsi sebagai strategi perjuangan anti-imperialis bagi pembebasan rakyat Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Dokumen tersebut berbunyi, "Kemenangan perjuangan bersenjata anti-Jepang dicapai berkat Presiden Kim Il Sung, seorang komandan brilian yang selalu menang yang mengedepankan program politik dan metode ilmiah untuk mewujudkannya dan strategi serta taktiknya kepemimpinan yang luar biasa."

Seiring dengan kemenangannya, Kim Il Sung menjadi aktif sebagai tokoh yang memperjuangkan pembebasan bangsa tertindas di seluruh dunia, termasuk Mozambik, Angola, dan Zimbabwe.

Robert H. Mugabe bahkan mengakui hal tersebut ketika mengunjungi RRD Korea pada April 1980 atau setelah Zimbabwe mencapai kemenangan atas penindasan selama lebih dari satu abad.

"Karena permintaan dan alasan kami bertepatan dengan alasan yang benar dari rakyat Korea dan Partai Pekerja Korea, kami meminta Anda banyak bantuan, dan Anda meratifikasinya dan menawarkan bantuan kepada kami seperti yang Anda janjikan; memang Anda telah menjadi teman terdekat kami dan sekutu yang tidak terpisahkan," ujarnya kepada Kim Il Sung pada saat itu.

Dalam pidatonya yang berjudul "Untuk Dunia Baru yang Bebas dan Damai" di Pyongyang pada April 1991, Kim Il Sung menekankan, semua bangsa dan negara sebagai anggota masyarakat internasional harus setara.

Mereka harus mempertahankan kemerdekaan, menentang politik kekuasaan dan dengan penuh semangat melakukan perjuangan bersama di seluruh dunia untuk mencegah agresi dan perang.

Ia bahkan mengatakan hal tersebut kepada Pemimpin Partai Sosialis Prancis, Francois Mitterrand dalam kunjungan terakhirnya ke RRD Korea pada Februari 1981.

Kim Il Sung mengatakan, negara-negara Eropa tidak boleh bergabung dengan blok apapun untuk mencegah perang dunia baru.

Menanggapi hal tersebut, Mitterrand mengatakan kepada Kim Il Sung bahwa dia belum pernah mendengar dari seseorang pernyataan yang sangat berharga yang secara jelas menganalisis dan memperkirakan banyak masalah.

Meskipun 26 tahun telah berlalu sejak Kim Il Sung meninggal dunia, kontribusinya terhadap perjuangan anti-imperialis bagi kemandirian umat manusia diceritakan dengan kekaguman yang tidak berkurang sedikit pun.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya