Berita

Menkeu Sri Mulyani saat RDP dengan DPR/Repro

Politik

Di Hadapan DPR, Sri Mulyani Akui Belanja Pemerintah Pusat Dan Daerah Kerap Tidak Sinkron

RABU, 24 JUNI 2020 | 01:53 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan hasil belanja antara pusat dan daerah kerap tidak sinkron.

“Hasil evaluasi kita selama ini belanja pusat dan daerah sering tidak sinkron jadi koordinasi pusat dan daerah,” ujar Sri Mulyani dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (23/6).

Sri Mulyani mengakui terdapat beberapa program belanja antara pemerintah pusat dan daerah yakni dalam pelaksanaan dana alokasi khusus (DAK) dan juga proyek infrastruktur.

“Misalnya DAK fisik mengenai jalan, antara prioritas jalan nasional provinsi, kabupaten atau kota perlu sinkronisasi yang tentu manfaatnya lebih baik daripada dialokasikan dan direncanakan secara tidak terkoordinasi,” katanya.

Menkeu dua periode ini menambahkan, program yang digunakan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran tersebut sering berbeda. Akibatnya, ketika pemerintah hendak melakukan konsolidasi untuk program pengentasan kemiskinan, kesehatan, pendidikan sering dilakukan berulang kali.

“Sering perlu dilakukan sinkronisasi lagi dari dokumen anggaran di bappenas dan perencanaan di K/L masing-masing dengan program DIPA-nya yaitu penganggarannya,” imbuhnya.

Selain itu, rumusan nomenklatur program dan output/outcome dari program yang dilayangkan daerah sering disebutkan secara normatif.

“Jadi kalau kemarin Pak Dolvi mengatakan bagaimana kita bisa supaya nilai tukar petani di atas 100. Namun, kalau kita lihat program-program terkait isinya itu, deskripsinya normatif seperti bagaimana mensejahterahkan petani dll, yang tidak terukur sehingga sulit untuk menghubungkan output outcome dengan penganggarannya,” bebernya.

“Terakhir, informasi kinerja pembangunnan yang tertuang dalam dokumen perencanaan penganggaran sulit dipahami publik,” tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

UPDATE

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Perketat Skrining, Hanya Calhaj Sehat Berangkat ke Tanah Suci

Sabtu, 20 April 2024 | 19:26

Gerindra Masih Kaji Figur Internal untuk Pilkada Pesawaran

Sabtu, 20 April 2024 | 18:52

Punya Catatan Buruk, Pengamat: Suharto Tak Layak Jadi Wakil Ketua MA

Sabtu, 20 April 2024 | 18:24

Jelang Putusan PHPU Pilpres 2024, Refly Harun Yakin Hakim MK Sedang Diintervensi

Sabtu, 20 April 2024 | 17:35

Diduga Buat Laporan Kampanye Fiktif, Partai Nasdem Kabupaten Lingga Terancam Diskualifikasi

Sabtu, 20 April 2024 | 17:31

Panglima TNI dan Kapolri Siap Amankan WWF ke 10 di Bali

Sabtu, 20 April 2024 | 17:18

Tim Hukum Ganjar-Mahfud: Selamatkan Indonesia, MK Harus Kabulkan Petitum Paslon 03

Sabtu, 20 April 2024 | 16:53

Jelang Putusan MK, Tim Hukum Paslon 01 dan 03 Gelar Diskusi Publik

Sabtu, 20 April 2024 | 16:14

Keliru Berantas Judi Online, Pemerintah Hanya Tutup Situsnya tapi Pelaku Dibiarkan Berkeliaran

Sabtu, 20 April 2024 | 15:51

Selengkapnya