Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Akhyar Nasution Dapat Dukungan Demokrat, PDIP Medan Harus Introspeksi

SELASA, 23 JUNI 2020 | 11:57 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Tak bisa dipungkiri, dukungan Partai Demokrat kepada Akhyar Nasution untuk menjadi calon Walikota Medan pada Pilkada 2020 membuat konstelasi politik di Kota Medan makin hangat.  

Di sisi lain, dukungan Partai Demokrat terhadap Akhyar Nasution, yang saat ini masih menjabat Plt Walikota Medan dan sekaligus kader PDI Perjuangan itu memantik beragam pendapat.

Menurut pengamat sosial politik, Dr Arifin Saleh Siregar, dukung-mendukung seperti ini lumrah dalam politik pilkada. Tak ada yang aneh, tak mengherankan, tak juga sesuatu yang baru.

Hanya saja, lanjutnya Arifin, dalam realita politik seperti ini, kondisi dan posisi PDIP memang langsun menjadi sorotan.

“PDIP boleh bangga, karena kadernya mendapat dukungan dari partai lain. Ini menunjukkan bahwa kadernya dianggap layak, kapabel, dan memiliki peluang untuk memenangkan Pilkada,” cetus Arifin, Selasa (23/6), dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

Apalagi, lanjut Dekan FISIP UMSU ini, yang memberi dukungan adalah Partai Demokrat. Sebuah partai besar yang pernah memenangkan Pemilu di Indonesia dan masih identik dengan mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Saya yakin, meski tidak menjadi ketua umum lagi, tapi untuk sebesar kota Medan, SBY pasti tahu dengan dukungan Partai Demokrat ke Akhyar Nasution untuk Pilkada Medan. Makanya, PDIP layak bangga,” ulang Arifin.

Tapi di sisi lain, PDIP juga layak melakukan introspeksi. Karena mereka membiarkan dukungan pertama kepada Akhyar Nasution justru datang dari partai lain.

“Seharusnya kan yang mendukung pertama itu PDIP sendiri, karena Akhyar memang salah satu kader terbaik partai tersebut. Apalagi, sekarang ia juga sebagai petahana. Tapi, ini kan tidak. Dukungan dari PDIP sendiri untuk Akhyar belum pasti,” kata Arifin.

Jika seandainya PDIP tidak mengusung Akhyar Nasution menjadi calon Walikota Medan, maka partai tersebut layak melakukan introspeksi, koreksi diri.

Bagaimana bisa salah satu kader terbaiknya yang sudah dikenal publik sebagai kader setia dan militan dalam membesarkan partai dan sekarang jadi orang nomor satu di Pemkot Medan justru belum mendapat dukungan resmi.

“Ibaratnya seperti ini, ada barang bagus, barang sendiri. Jika nanti tidak dipakai dan justru dipakai orang, kan layak introspeksi? Logikanya kan seperti itu,” pungkasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya