Berita

Dutabesar Indonesia untuk Vietnam Ibnu Hadi/Net

Nusantara

Dubes Ibnu Hadi: Kelebihan Indonesia Adalah Bisa Menawarkan Domestik Market Yang Lebih Besar

SABTU, 20 JUNI 2020 | 18:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Vietnam bisa menjadi kekuatan ekonomi baru di Asia Tenggara. Ketika perang dagang Amerika Serikat dan China semakin memanas, Vietnamlah negara pertama yang dilirik pabrikan China untuk membuka cabangnya di negara itu.

Vietnam merupakan negara dengan laju pertumbuhan ekonomi tercepat selama delapan tahun terakhir. Pabrikan China mulai menyasar membuka produksinya di Asia yang berbiaya murah seperti Vietnam dan Bangladesh. Sebelumnya, perusahaan Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan sudah berinvestasi di Vietnam.

Mengapa Vietnam yang lebih dipilih ketimbang Indonesia, mengingat hubungan dagang China dengan Indonesia juga sangat kuat?


Dutabesar Indonesia untuk Vietnam YM Ibnu Hadi menguraikan, faktor biaya juga menjadi perhitungan ketika sebuah negara memutuskan untuk membuka produksinya di Indonesia.

"Biaya logistik, biaya transportasi, biaya ongkos kirim kapal dari negara tempat produksi sampai ke negara tujuan, ternyata jauh lebih murah ke Vietnam. Itu salah satu alasan mereka memilih Vietnam" jelas Ibnu Hadi dalam Webinar bersama Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Sabtu (20/6).

Namun, Ibnu Hadi juga mengingatkan, ada beberapa pabrikan Amerika yang juga memilih memindahkan produksinya ke Indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pilihan pabrikan Amerika kebanyakan di daerah Jawa Tengah.

"Biaya upah tenaga kerja yang lebih murah, misalnya. Menjadi faktor mengapa mereka memilih Jawa Tengah. Di sana kan upahnya lebih murah daripada di Jakarta. Belum lagi faktor sewa lahan, dan lain-lain yang tentu lebih hemat."

Beberapa faktor yang mempengaruhi investor asing enggan berinvestasi di Indonesia sehingga daya saing investasi Indonesia tertinggal dari Vietnam di antaranya letak geografis serta biaya-biaya produksi, salah satunya harga tanah di kawasan industri.

Mengutip data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),  tercatat Indonesia menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp3,17 juta per meter, Thailand Rp3,03 juta per meter, Filipina Rp1,79 juta per meter, Malaysia Rp1,41 juta per meter, dan Vietnam Rp1,27 juta per meter.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pernah mengatakan dalam seminarnya di video coference di media sosial, bahwa  tanah di kawasan industri Indonesia rata-rata Rp3 juta lebih per meter itu masih kurang menarik bagi investor.

"Karena, ada yang Rp2 juta, ada yang Rp1,5 juta," terangnya. Ia mengimbau penyedia kawasan industri agar tidak mementingkan kepentingan pribadi demi memperoleh keuntungan yang besar.

Sebaliknya penyedia kawasan industri harus bisa menghidupkan industri dalam negeri melalui penyediaan harga tanah yang lebih kompetitif.
"Bila perlu kita sediakan gratis untuk industri. Atau nantinya kita kenakan sistem sewa yang lebih murah," tekan Bahlil.

Namun begitu, di antara kekurangan-kekurangannya, Ibnu Hadi menyampaikan, kelebihan dari Indonesia adalah memiliki pasar domestik yang besar.

"Kelebihan dari Indonesia adalah kita bisa menawarkan domestic market yang lebih besar," katanya.  

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya