Berita

Sekjen PAN, Eddy Soeparno saat webinar tentang tarif listrik/Repro

Politik

Eddy Soeparno: Alasan PLN Soal Bengkaknya Tagihan Listrik Masyarakat Tidak Nyambung

SABTU, 20 JUNI 2020 | 01:23 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Alasan pihak PLN atas bengkaknya tagihan listrik yang dirasakan sejumlah masyarakat mengacu pada hitungan subsidi tiga bulan terkakhir dinilai tidak masuk akal. Pasalnya, bengkaknya tagihan listrik masyarakat ada yang mencapai ratusan persen diatas rata-rata tagihan.  

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Eddy Soeparno saat mengisi diskusi bertajuk "Polemik Tagihan Listrik Naik: Bagaimana Nasib Rakyat" yang diselenggarakan oleh DPP PAN, Jumat (19/6).

"Logika yang digunakan bahwa rata-rata 3 bulan pemakaiannya ke belakang untuk menghitung tagihan listriknya ke depan, itu rasanya tidak masuk dalam hal ini tidak nyambung," ujar Eddy Soeparno.

"Keluhannya itu ditempat, di kantor yang tidak digunakan karena memang mereka sudah bekerja dari rumah (WFH) mendadak tagihannya naik 250 persen. Ada Masjid yang karena PSBB juga tidak digunakan untuk kegiatan ibadah naik 800 persen," sambungnya.

Menurut Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini, pihaknya juga sudah mengakomodir keluhan dari masyarakat dan menyampaikan langsung ke Direksi PLN saat Rapat Dengar Pendapat (RDP).

Namun sayangnya, Komisi VII DPR RI tidak mendapatkan jawaban pasti dari pihak PLN terkait masalah tersebut.

"Oleh karena itu, kami tidak heran bahwa RDP itu berjalan cukup panjang nyaris 7 jam dan pada akhirnya pun, kami masih belum mendapatkan penjelasan yang memuaskan," sesal Eddy Soeparno.

"Sehingga akan kami bahas nanti selanjutnya di dalam Panja Kelistrikan," imbuhnya menegaskan.

Selain Eddy Soeparno, turut hadir sejumlah narasumber dalam diskusi daring tersebut antara lain; Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PAN Andi Yuliani Paris, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia/YLKI Tulus Abadi, Pengamat Energi dari UGM Fahmy Radhi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya