Berita

Wagub Bali Cok Ace, saat jadi pembicara dalam seminar pertunjukkan kesenian/Net

Nusantara

Wagub Bali Cok Ace: Protokol Kesehatan Untuk Pertunjukan Seni Tidak Diatur Oleh Pariwisata, Tapi Diatur Oleh Ahli Kesenian

JUMAT, 19 JUNI 2020 | 07:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebagai kawasan yang terkenal karena wisata dan budayanya, Bali perlu menjaga pesonanya. Namun, banyak pertunjukan kesenian yang terpaksa harus berhenti karena pandemik Covid-19. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengajak semua pihak sama-sama mendiskusikan konsep pertunjukkan dengan tetap berpegang pada protokoler kesehatan.

“Semenjak adanya masa pandemik Covid-19 ini ada beberapa protokol kesehatan yang harus kita taati. Untuk itu bagaimana dengan kesenian, yang mana dalam pergelarannya melibatkan massa yang banyak dan tentunya dengan berbagai riasan yang harus digunakan? Ini perlu kita diskusikan bersama,” ujar pria yang akrab disapa Cok Ace ini, saat berbicara dalam seminar Menata Ulang Format Gelar Seni Pertunjukan Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020, yang digelar di Gedung Citta Kelangen, ISI Denpasar, Kamis (18/6), seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Bali.

Guru Besar di ISI Denpasar ini mengatakan, ISI Denpasar bisa membentuk tim kecil untuk membahas protokol kesehatan yang akan diterapkan dalam pertunjukan seni, sehingga format protokol kesehatan tersebut bisa digunakan oleh pelaku pariwisata.

“Sehingga protokol seni tidak diatur oleh pariwisata, namun protokol seni ya diatur oleh ahli kesenian itu sendiri,” ungkapnya.

Cok Ace meminta masukan dari para pelaku seni, khususnya terkait protokol kesehatan dalam bidang kesenian pertunjukan.

“Saya ingin pertunjukan yang diberikan nanti memiliki taksu namun juga aman, pengunjung aman dan para seniman juga aman, jadi kita harus pikirkan ini secara bersama dan serius,” ujarnya.

Sependapat dengan Cok Ace, budayawan Prof. Dr. I Wayan Dibya menyampaikan bahwa format seni pertunjukan harus segera ditemukan, mengingat pandemik Covid-19 telah mengubah semua kebiasaan-kebiasaan yang selama ini berlaku dijagat seni, khususnya dalam seni pertunjukan.

Menurutnya seni pertunjukan juga merupakan seni komunikasi antara pelaku dan penonton. Jika komunikasi ini dihilangkan maka taksu seni tersebut akan hilang.

Maka perlu mempertahankan format seni pertunjukan yang dilakukan secara live namun dengan protokol kesehatan yang ketat. Dalam kondisi pandemik mungkin ada beberapa materi pertunjukkan yang diubah sedikit seperti pada pertunjukan kecak dan calonarang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya