Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump; Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un; dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in/Net

Dunia

Korea Utara: Korea Selatan Tidak Seharusnya Lancang Dengan Ikut Campur Dalam Denuklirisasi Dengan AS

SENIN, 15 JUNI 2020 | 11:07 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Korea Selatan tidak memiliki kualifikasi untuk ikut campur dalam hubungan Korea Utara-Amerika Serikat (AS) terkait denuklirisasi. Namun, Korea Selatan telah lancang dengan keluar dari garis tersebut.

Begitu kiranya yang disampaikan oleh Direktur Jenderal urusan AS di Kementerian Luar Negeri Korea Utara, Kwon Jong Gun, melalui pernyataan tertulis yang diterima oleh Kantor Berita Politik RMOL pada Senin (15/6).

Berdasarkan pernyataan otoritas Kementerian Luar Negeri Korea Selatan pada Jumat (12/5), Seoul telah membuat pernyataan lancang dengan berusaha untuk memulai kembali pembicaraan denuklirisasi Korea Utara-AS.


Dalihnya, dialog harus dilanjutkan untuk membentuk mekanisme perdamaian permanen di Semenanjung Korea.

"Sungguh tidak masuk akal untuk mendengar omong kosong pemerintah Korea Selatan, yang tidak memiliki kualifikasi untuk membahas, atau posisi untuk memasukkan hidung mereka ke dalam, masalah antara DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea) dan AS," ujar Kwon memberikan personifikasi.

Kwon mengatakan, pembicaraan denuklirisasi saat ini sudah tidak ada gunanya dan tidak rasional. Dialog tersebut terhenti bukan karena membutuhkan mediator, melainkan tidak ada kondisi yang terpenuhi bagi Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi.

"Saya masih ingat bahwa tepat satu tahun yang lalu, kami menyarankan mereka untuk berhenti bermain-main dengan cara yang jahat dan segera keluar dari masalah DPRK-AS," papar Kwon.

"Meskipun demikian, orang-orang di desa selatan masih berusaha mencari alasan untuk ikut campur. Betapa menyedihkan dan menyedihkan mereka!" imbuhnya.

Alih-alih seperti "burung beo" dengan terus menyerukan denuklirisasi, Korea Selatan, kata Kwon, harus mencari metode yang berbeda jika ingin berhubungan dengan Korea Utara.

"Jika mereka ingin berurusan dengan kita, mereka harus mendekati kita setelah memeras otak mereka dan menemukan metode yang berbeda," jelas Kwon.

"Kita bukan seperti kita dua tahun lalu. Lebih baik menghentikan pembicaraan yang tidak masuk akal tentang denuklirisasi," tutupnya dalam pernyataan tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya