Berita

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan/Net

Politik

Dulu Jokowi Bilang Penyerangan Novel Tindakan Brutal, Kok Sekarang Pelaku Cuma Dituntut Setahun?

SENIN, 15 JUNI 2020 | 07:24 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kutukan keras yang sempat disampaikan oleh Presiden Joko Widodo atas insiden penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kembali ditagih saat ini.

Pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan sebagai tindakan brutal ditagih pakar hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam.

Ini lantaran Jaksa Penuntut Umum (JPU) hanya menuntut 1 tahun penjara kepada dua terdakwa penyiram air keras tersebut.

"Pak Jokowi sering terkecoh oleh lembaga yang ada di bawahnya. Seperti misalnya ia nyata-nyata mengatakan penyiraman terhadap Novel Baswedan adalah tindakan brutal. Tapi mengapa kalau itu brutal kok pelakunya hanya dituntut 1 tahun penjara?" ucap Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (15/6).

Padahal, kata Saiful, Jokowi sebagai panglima tertinggi di Indonesia saat ini bisa mengomandoi penegakkan hukum. Bukan dalam rangka mengintervensi hukum, melainkan memberikan perhatian serius terhadap kasus Novel.

"Kalau seperti saat ini, berarti omong kosong pernyataan presiden yang mengatakan tindakan Novel tersebut brutal. Atau jangan-jangan memang presiden banyak tidak didengar oleh lembaga kejaksaan yang melakukan penuntutan dalam hal ini," sambung Saiful.

Presiden Jokowi pernah menyampaikan bahwa insiden penyiraman air keras terhadap Novel merupakan tindakan yang brutal, bahkan Presiden Jokowi mengutuk keras insiden tersebut.

"Itu tindakan brutal yang saya mengutuk keras dan saya perintahkan kepada Kapolri (kala itu) untuk dicari siapa, jangan sampai orang-orang yang punya prinsip teguh seperti itu dilukai dengan cara-cara yang tidak beradab," kata Presiden Jokowi pada April 2017 silam.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya