Berita

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif/Net

Dunia

PBB Sebut Rudal Penyerang Aramco Buatan Iran, Kemlu: Mereka Di Bawah Tekanan Politik AS Dan Arab Saudi

MINGGU, 14 JUNI 2020 | 08:34 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Iran menolak laporan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres yang menyebutkan bahwa rudal penyerang fasilitas minyak Arab Saudi, Aramco, merupakan buatannya.

"Republik Islam Iran dengan tegas menolak tuduhan Sekretariat PBB yang jelas berada di bawah tekanan politik dari AS dan rezim Saudi," demikian bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran yang dirilis oleh Tsanim.

"(Kami) menyatakan keprihatinan yang mendalam atas penyalahgunaan Sekretriat PBB untuk tujuan politik" sambungnya seperti dikutip kembali oleh Sputnik, Sabtu (13/6).

Pada 14 September 2019, [rudal dan pesawat tak berawak menyerang dua kilang minyak Aramco yang membuat separuh produksi minyak kerajaan menyusut dan mempengaruhi harga minyak dunia.

Atas serangan tersebut, milisi Houthi di Yaman mengaku bertanggung jawab. Namun, AS, Aran Saudi, dan negara-negara Eropa yakin Iranlah yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Dalam laporannya, PBB menunjukkan puing-puing rudal dan pesawat tak berawak tersebut merupakan buatan Iran yang memicu tudingan bahwa Iran telah memasok senjata kepada Houthi.

Menanggapi hal tersebut, Iran menuding laporan PBB tersebut hanyalah alat untuk memperpanjang ebargo senjatanya yang akan berakhir pada Oktober 2020.

"Menariknya, laporan Sekretariat bertepatan dengan langkah AS untuk mengusulkan rancangan resolusi berbahaya yang membuka jalan bagi perpanjangan pembatasan senjata di Iran secara ilegal," ujar kementerian.

"Namun yang lebih mengejutkan, isi dari laporan ini digunakan oleh AS dua minggu sebelum rilis resminya," sambungnya.

Kementerian Luar Negeri Iran mencurigai, laporan tersebut telah dipersiapkan AS untuk melawannya.

Untuk itu, Iran kemudian memperingatkan PBB untuk tidak ikut bermain dalam skenario yang direncanakan AS karena hanya dapat menghancurkan reputasi badan tersebut.

"Tidak diragukan lagi, laporan seperti itu tidak hanya akan gagal untuk membantu (mempromosikan) perdamaian dan keamanan di kawasan dan untuk mengimplementasikan resolusi Dewan Keamanan, tetapi juga sepenuhnya menghancurkan validitas dan reputasi PBB," pungkas kementerian luar negeri Iran.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya