Berita

Presiden Iran, Hassan Rouhani/Net

Dunia

Kompak, Rusia-China Lindungi Iran Dari Sanksi AS Di DK PBB

RABU, 10 JUNI 2020 | 10:16 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Rusia dan China dengan kompak membawa kasus sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap iran ke Dewan Keamanan PBB. Keduanya menulis surat terkait ancaman AS untuk memberikan snapback sanction kepada Iran.

Diberitakan oleh Reuters pada Rabu (10/6), Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi menuliskan surat kepada DK PBB dan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres.

Dalam surat yang ditulis pada 27 Mei tersebut dan dipublikasikan sekarang, keduanya menyebut AS telah bertindak konyol dan tidak bertanggung jawab karena mengancam Iran untuk memberikan sanksi berdasarkan perjanjian nuklir.

Ancaman tersebut dianggap konyol karena AS sendiri sudah keluar dari perjanjian tersebut sejak 2018.

"Ini benar-benar tidak dapat diterima," tulis Lavrov dalam surat tersebut.

AS sendiri dalam beberapa waktu terakhir mengancam akan memberikan kembali sanksi kepada Iran (snapback sanction) jika PBB tidak memperpanjang embargo senjata yang akan berakhir pada Oktober tahun ini.

Embargo senjata sendiri diberlakukan PBB di berdasarkan perjanjian nuklir Iran, Joint Comprehensive Plan of Action, yang ditandatangani pada 2015.

"Amerika Serikat, yang tidak lagi menjadi peserta JCPOA (kesepakatan nuklir) setelah berjalan menjauh darinya, tidak memiliki hak untuk meminta Dewan Keamanan meminta snapback," tulis Wang dalam suratnya pada 7 Juni.

Dukungan Rusia dan China terhadap Iran di PBB sendiri memberikan pengaruh yang sangat besar mengingat keduanya merupakan anggota permanen yang memiliki hak veto.

Dutabesar AS untuk PBB, Kellu Craft mengungkapkan, draft resolusi terkait perpanjangan embargo senjata akan dirilis segera. Namun, jika Rusia dan China memblokir draft tersebut, maka AS akan melakukan snapback sanction.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya