Berita

Presiden Moldova Igor Dodon (tengah) saat pengarahan tentang pandemi Coronavirus dengan Perdana Menteri Ion Chicu dan pembicara Parlemen Zinaida Greceanii, 16 Maret 2020/Net

Dunia

Terlalu Dini Membuka Kuncian, Negara Kawasan Balkan Bersiap Hadapi Gelombang Kedua Pandemik Covid-19

SELASA, 09 JUNI 2020 | 11:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Setelah pembukaan kuncian dan dimulainya kembali aktivitas warga, beberapa negara di kawasan Balkan dan Eropa harus bersiap menghadapi risiko gelombang kedua Covid-19. Banyak pihak yang menilai sebenarnya beberapa negara belum siap untuk melakukan pembukaan.

Pembukaan kuncian hampir serempak di lakukan negara-negara di kawasan itu. Beberapa negara di kawasan tersebut memang telah menunjukkan penurunan angka kasus dan keadaan terlihat terkendali. Namun, sebagian negara lainnya pandemik benar-benar belum berakhir dan situasi kesehatan berisiko memburuk. Pembukaan kuncian dianggap terlalu dini.

Di Moldova, angka kasus masih mengkhawatirkan. Pembukaan kuncian tetap dilakukan walau harus mengikuti rekomendasi medis dan menjaga jarak sosial.


Presiden Igor Dodon dan Perdana Menteri, Ion Chicu, tidak terdengar komenarnya atas pembukaan kuncian di tengah situasi yang belum aman itu.

"Anda tidak harus menjadi ahli epidemiologi, ahli virologi atau bahkan seorang dokter untuk memahami bahwa situasinya telah di luar kendali," tulis mantan menteri kesehatan Ala Nemerenco dalam postigan Facebook, seperti dikutip dari Sofia Global.

Dalam tujuh hari terakhir, Moldova melaporkan 1.449 kasus baru, yang menunjukkan rata-rata ada 207 kasus per hari. Secara global, negara ini memiliki angka kasus mendekati 10.000.  

Moldova juga termasuk negara yang memiliki angka kasus positif Covid-19 tertinggi untuk staf medis. Tercatat ada 1.777 tenaga kesehatan yang terkonfirmasi tertular virus corona.

Jam malam diberlakukan di negara Makedonia Utara setelah angka kasus meningkat dua kali lipat. Kuncian 80 jam penuh diperintahkan di ibukota, Skopje, dan kota-kota Tetovo, Kumanovo dan Stip, serta di beberapa kota pedesaan yang sekarang menjadi hotspot baru.

Dengan jumlah infeksi yang tetap tinggi, pemerintah mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali jam malam setiap malam di daerah-daerah yang paling kritis.

Negara-negara lain di kawasan Balkan meyakini bahwa mereka memiliki virus yang bersifat defensif.

Di negara tetangga, Kosovo, Menteri Kesehatan, Armend Zemaj, mengingatkan warga bahwa pandemi belum berakhir. Ia mengatakan hal itu dalam kunjungannya ke Vushtrri / Vucitrn, salah satu kota dengan angka kasus terbanyak di negara itu.

Serbia telah menetapkan status darurat Covid-19 pada 6 Mei, dan sejak itu jumlah orang yang terinfeksi virus corona terus berkurang. Namun, Pada 7 Juni, negara itu mendaftarkan 82 kasus baru. Tren penurunan tidak stabil, tetapi hanya ada beberapa hari kemudian ketika jumlah kasus baru melebihi 100.

Ketika angka kasus berkurang, Serbia mencabut status daruratnya.

Di tempat lain di Eropa Tengah dan Timur, pandangannya lebih membingungkan. Polandia misalnya, telah mengumumkan jumlah kasus baru tertinggi sebanyak 576, sejak pandemik melanda negara itu pada 4 Maret 2020, seperti dikutip dari Balkan Insight.

Selama beberapa minggu terakhir, sebagian besar kasus datang dari tambang batu bara di selatan negara itu, yang terus bekerja setelah pandemik dimulai, tanpa memperkenalkan langkah-langkah keselamatan baru.

Baru minggu lalu, Perdana Menteri Mateusz Morawiecki menyatakan kemenangan atas pandemik. Namun, Menteri Kesehatan Lukasz Szumowski pada Senin (8/9) justru mengatakan kasus virus belum hilang.

Para ahli malah menyalahkan pemerintah yang telah ceroboh melonggarkan pembatasan padahal pandemik ini belum terkendali.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya