Berita

Ilustrasi metode chokehold yang digunakan polisi ketika menahan tersangka/net

Dunia

Belajar Dari Kasus George Floyd, Prancis Hapus Metode Kuncian Leher Yang Digunakan Polisi

SELASA, 09 JUNI 2020 | 10:43 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Prancis mengumumkan untuk menghentikan metode chokehold atau kuncian pada leher yang kerap digunakan polisi ketika menahan tersangka.

Langkah tersebut dilakukan pemerintah untuk mengatasi kekerasan yang dilakukan oleh para penegak hukum. Khususnya setelah insiden kematian pria kulit hitam, George Floyd, pada 25 Mei.

"Metode chokehold akan ditinggalkan. Itu tidak akan lagi diajarkan di sekolah polisi dan gendarmerie. Ini adalah metode berbahaya," ujar Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner dalam konferensi pers pada Senin (8/6).


Kematian Floyd di tangan seorang polisi kulit putih, Derek Chauvin, sudah memicu protes anti-rasisme besar-besaran. Tidak hanya di Amerika Serikat (AS), namun juga berbagai negara lain.

Floyd sendiri meninggal usai lehernya ditekan oleh lutut Chauvin ke tanah. Itu merupakan metode chokehold yang sering digunakan oleh polisi.

Namun, ketika itu terjadi, Floyd tidak memegang senjata apapun sehingga ia tidak berbahaya meski Chauvin tidak mengunci lehernya.

Floyd bahkan mengaku tidak bisa bernapas ketika Chauvin menguci lehernya selama 8 menit 46 detik. Floyd akhirnya terkulai lemas dan meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit.

Pekan lalu, protes anti-rasisme solidaritas atas kematian Floyd terjadi di Paris dan kota-kota lain di seluruh Prancis. Mereka juga menuntut dihentikannya kekerasan polisi setelah keluarga Adama Araore meninggal dalam tahanan polisi pada 2016.

Menanggapi hal tersebut, Castaner bersama dengan Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Edouard Philippe, bertemu pada Minggu (7/6) untuk membahas berbagai aspek rasisme polisi dan ketidaksetaraan rasial. Macron kemudian meminta agar Castaner secara khusus memperbaiki masalah tentang etika polisi.

Hingga dalam konferensi pers, Castaner berjanji bahwa tidak ada toleransi terhadap rasisme dalam penegakan hukum di Prancis.

"Rasisme tidak memiliki tempat di masyarakat kita dan bahkan kurang di kepolisian Republik kita," tekannya.

Castaner juga mengatakan akan ada lebih banyak petugas polisi yang dilengkapi dengan kamera tubuh saat menjalankan tugas mereka.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya