Berita

Para pemrotes kematian George Floyd berkumpul di Monumen Robert E Lee, di jantung kota Richmond, Virginia/Net

Dunia

Patung Jenderal Robert E Lee Dan Tokoh Konfederasi Lainnya Akan Dibongkar Dari Richmond

JUMAT, 05 JUNI 2020 | 07:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

  Patung tinggi Konderasi Jenderal Robert E Lee akan dipindahkan dalam waktu dekat ini dari lokasinya yang bersejarah di Monumen Avenue Richmond, Virginia.

Rencana pemindahan patung ini telah lama dibicarakan selama beberapa dekade dan berakhir dengan ketidakjelasan.

Ketika kerusuhan pecah di beberapa lokasi di Amerika dalam seminggu belakangan yang dipicu oleh protes kematian George Floyd, pembicaraan pemindahan pun kembali mencuat.
Dalam setiap aksi unjuk rasa, patung ini menjadi target para pendemo untuk selalu berkumpul di bawahnya.

Dalam setiap aksi unjuk rasa, patung ini menjadi target para pendemo untuk selalu berkumpul di bawahnya.

Patung perunggu itu menggambarkan sosok Jenderal Konfederasi Robert E Lee yang duduk tegak di atas kuda. Ia terlihat gagah walau akhirnya berada di pihak yang kalah.

Para pemimpin Virginia di masa lalu mendirikan patung itu pada tahun 1890, atau 25 tahun setelah berakhirnya Perang Sipil.  Perencanaan pembuatan monumen Robert E. Lee dimulai hanya beberapa jam setelah tokoh itu meninggal pada Oktober 1870. Membutuhkan waktu sepanjang 20 tahun untuk bisa mewujudkan dan menyelesaian patung ini.  Pembangunannya sendiri dihimpu dari penggalangan dana.

Sekarang, penghargaan kepada Lee, bersama dengan empat patung lain yang menggambarkan tokoh-tokoh Konfederasi yang berbaris sepanjang dua mil dari Monument Avenue, akan dibongkar.
Gubernur Ralph Northam pada hari Kamis kemarin mengatakan patung-patung itu akan disimpan sementara sampai menemukan lokasi baru yang tepat, seperti dikutip dari The Hill, Kamis (4/6).

Northam mengatakan, patung itu akan dihapus untuk menghentikan sikap pemuliaan terhadap perang Afrika-Amerika dalam perbudakan.

“Pikirkan tentang pesan yang dikirimkan ini kepada orang-orang yang datang dari seluruh dunia untuk mengunjungi ibu kota salah satu negara bagian terbesar di negara ini,” kata Northam. “Apa yang akan Anda katakan ketika seorang gadis kecil Afrika-Amerika berusia enam tahun yang menatap mata Anda, bertanya sambil menunjuk ke patung itu, ‘Apa arti patung besar ini? Kenapa ada di sini?’”

Northam menegaskan rencana pembongkaran patung didasari atas alasan agar tidak ada lagi orang yang mengartikannya dalam perspektif yang berbeda.

Patung Lee telah lama menjadi subyek kontroversi. Beberapa pihak menganggap adalah keliru untuk merayakan pemimpin militer yang berjuang untuk melestarikan perbudakan di sebuah kota yang pernah menjadi Ibukota Konfederasi.

“Ketika seorang anak kecil mendongak dan melihat ada monument yang besar dia akan berpikir ini pasti sesuatu yang penting sampai harus dibuatkan patung dan menjadi monumen bersejarah yang dikenang sepanjang masa. Itu benar.  Monumen ini mengirimkan pesan yang jelas, ini adalah sejarah yang paling kami hargai. Namun saat ini, itu semua menjadi tidak benar lagi,” tambah Notham.

Keputusan Northam menimbulkan keluhan dari banyak warga Virginia. Northam sendiri menyadari akan banyak protes berdatangan.

“Saya tahu beberapa akan protes. Beberapa orang akan mengatakan Lee adalah pria terhormat. Saya tahu banyak orang akan marah," kata Northam.

“Tetapi, saya percaya pada Virginia yang mempelajari masa lalu dengan cara yang jujur. Ketika kita belajar lebih banyak, ketika kita melihat masa lalu kita dengan jujur, kita harus melakukan lebih dari sekedar berbicara tentang masa depan."

Sementara itu para sejarawan menyebut, "Ini adalah langkah yang luar biasa."

Media sosial pun ramai mengomentari rencana ini. Sebagian mendukung rencana tersebut.

Sebelumnya, Presiden Donald Trump pernah menentang rencana pembongkaran patung itu dalam cuitannya di Twitter pada tahun 2017.

Dalam serangkaian cuitannya di Twitter, Trump mengatakan ia sedih melihat sejarah dan budaya negara besar ini hancur berantakan dengan disingkirkannya patung dan monumen yang indah.

“Tidak dapat mengubah sejarah, kita dapat belajar darinya. Robert E Lee, Stonewall Jackson, siapa selanjutnya, Washington, Jefferson? Sangat bodoh (untuk membongkar monument bersejarah itu)!” kecam Trump.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya