Berita

Kampus UMG/Net

Politik

Mahasiswa UGM Diancam Dibunuh, Pengamat: Semestinya Rezim Jokowi Bersikap Pro Rakyat

SABTU, 30 MEI 2020 | 14:31 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ancaman dibunuh dari orang tak dikenal (OTK) terhadap pelaksanan acara kegiatan diskusi mahasiswa Constitutional Law Society (CLS) Fakuktas Hukum Universitas Gajah Mada (FH UGM) mendapat banyak kecaman.

Salah satunya dilontarkan Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf.

Menurutnya, ancaman teror yang diterima pihak penyelenggara, pembicara, moderator, narahubung, hingga dua orang keluarga mahasiswa bertolak belakang dengan jargon pemerintahan Presiden Joko Widodo yang pro rakyat.

Karena dia berpandangan, acara diskusi bertajuk "Persoalan Pemecatan Presiden di tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan", yang kemudian diubah menjadi "Meluruskan Persoalan Pemberhentian Presiden Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan", adalah bentuk kebebasan berpendapat masyarakat.

"Kekritisan ini semestinya direspons rezim Jokowi dengan perilaku pemerintahan yang pro rakyat, bukan dengan intimidasi atau sok kuasa," ujar Gde Siriana Yusuf kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (30/5).

Selama ini, lanjut Board Member of Bandung Innitiaves Network ini, mahasiswa kelihatan diam dengan kinerja Jokowi dan kabinetnya. Namun menurut Gde Siriana Yusuf, bukan berarti mahasiswa tidak punya pemikiran kritis.

"Hanya saja cara mereka merespons keadaan kan berbeda dengan mahasiswa era 98 dan sebelumnya," tuturnya.

Namun, sejak Covid-19 ini merebak di dalam negeri, lanjut Gde Siriana Yusuf, mahasiswa pun bisa menilai bahwa kerja-kerja pemerintahan saat ini semakin terlihat tidak mampu mensejahterakan masyarakat.

Oleh karena itu Gde Siriana Yusuf berkesimpulan bahwa kasus yang tengah dialami civitas akademika FH UGM asebagai bentuk ketidakadilan pemerintah terhadap rakyatnya. Bahkan bukan tidak mungkin akibat hal ini, para mahasiswa akan menuntut pemerintah.

"Dan mahasiswa akan makin bergerak lebih meluas," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Mau Perang Tapi Kere, Bagaimana?

Senin, 15 April 2024 | 12:34

UPDATE

Yakin Gugatan PDIP di PTUN Tak Diterima, Otto Hasibuan: Game is Over!

Kamis, 25 April 2024 | 19:55

Rombongan PKS Tiba di Markas PKB, Koalisi Berlanjut?

Kamis, 25 April 2024 | 19:34

Prabowo Gembira Nasdem Mau Kerja Sama

Kamis, 25 April 2024 | 19:18

Ampera Indonesia Desak KPK Usut Dugaan Keterlibatan Boyamin Saiman dalam Kasus Bupati Banjarnegara

Kamis, 25 April 2024 | 19:12

Yandri Susanto: Seluruh DPW dan DPD Ingin Zulhas Lanjutkan Pimpin PAN

Kamis, 25 April 2024 | 18:58

PT MMI Pastikan Sistem Manajemen K3 Pelindo Tower Aman

Kamis, 25 April 2024 | 18:57

TKN Tak Akan Ambil Langkah Hukum Pihak-pihak yang Adu Domba Prabowo dengan Jokowi

Kamis, 25 April 2024 | 18:48

Iwan Sumule: Tuduhan Pemilu Curang Tampak Hanya Pentas Demokrasi Komika

Kamis, 25 April 2024 | 18:35

Beda Pilihan Politik Tak Putuskan Persahabatan Prabowo dan Surya Paloh

Kamis, 25 April 2024 | 18:31

Airlangga Ditunjuk Ketua Percepatan Keanggotaan Indonesia di OECD

Kamis, 25 April 2024 | 18:24

Selengkapnya