Berita

Kabuga yang dituduh melakukan pembunuhan di Rwanda/Net

Dunia

Felicien Kabuga, Tersangka Genosida Rwanda Menyangkal Semua Tuduhan Pembunuhan

JUMAT, 29 MEI 2020 | 08:18 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tersangka genosida Rwanda Felicien Kabuga, yang ditangkap beberapa pekan kemarin setelah pelariannya selama puluhan tahun, mengatakan kepada pengadilan Prancis bahwa tuduhan internasional terhadapnya adalah kebohongan belaka.

Kabuga telah didakwa oleh jaksa penuntut PBB karena tuduhan genosida dan hasutan untuk melakukan genosida, di antara tuduhan lainnya. Dia dituduh memodali dan mempersenjatai milisi etnis Hutu yang menewaskan 800.000  warga Tutsi dan Hutu moderat selama 100 hari pada tahun 1994.

Ketika pengadilan bertanya apakah ia memahami dasar tuntutan dan dakwaan pengadilan kepadanya, Kabuga lewat seorang penejemah mengatakan, "Semua ini bohong. Saya belum membunuh orang Tutsi. Saya bekerja dengan mereka."


Kabuga ditangkap di pinggiran kota Paris pada 16 Mei. Pengacaranya mengatakan kepada pengadilan bahwa ia harus dibebaskan di bawah pengawasan pengadilan karena usianya dan kesehatannya yang buruk. Hasil tes DNA yang digunakan untuk mengidentifikasi dirinya pun harus dibatalkan karena tidak ada izin, seperti dikutip dari Africa News, Kamis (28/5).

Tiga hakim pengadilan akan memutuskan apakah akan memindahkan Kabuga ke pengadilan internasional yang berpusat di Den Haag dan Arusha, Tanzania.

Namun, pengacaranya menolak. Saat ini, Kabuga terlalu tua dan sakit untuk dipindahkan dan harus diadili di Prancis, katanya.

“Pengadilan ini hanya mengatakan 'Kabuga bisa pergi dan diadili di pengadilan lain, tidak di sini’. Mereka menyerahkannya tanpa mempertimbangkan usia Kabuga,” ujar pengacara dengan keras.

Dalam catatan Mekanisme Residual Internasional untuk Pengadilan Kriminal (IRMCT) yang didirikan PBB, Kabuga dituduh atas tujuh tuntutan pidana pada 1997, termasuk genosida, keterlibatan dalam genosida, dan hasutan untuk melakukan genosida, semuanya terkait dengan genosida Rwanda 1994.

Kabuga adalah pengusaha Hutu, yang dituduh mendanai milisi yang membantai sekitar 800.000 orang Tutsi dan Hutu moderat selama rentang 100 hari pada tahun 1994

Penangkapan tersangka genosida Rwanda, Felicien Kabuga, orang yang paling dicari dan dihargai sebesar lima juta dolar AS untuk kepalanya ini, menandai berakhirnya perburuan selama lebih dari dua dekade antara  Afrika dan Eropa.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya