Berita

Ilustrasi proses belajar mengajar di sekolah/Net

Nusantara

Paguyuban Orang Tua Murid: Pembelajaran Daring Saat Pandemik Merepotkan

RABU, 27 MEI 2020 | 19:00 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Proses pembelajaran daring yang telah dilakukan sekolah sejak merebaknya virus Covid-19 beberapa bulan lalu diminta segera dievaluasi.

Menurut Paguyuban Orang Tua Murid Taman Kanak-Kanak (POM-TK) se-Bandung Raya mengatakan, pembelajaran daring justru membuat para orangtua makin repot di tengah berbagai kesulitan yang diakibatkan oleh Covid-19.

“Sejak diberlakukannya pembelajaran daring, biaya pendidikan untuk anak tidak lebih efisien. Sebab, selain besaran uang sekolah (SPP) tetap, orang tua harus menanggung biaya kuota internet serta pembelian peralatan prakarya yang normalnya disediakan sekolah,” kata pegiat POM-TK, Rahmi ST dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (27/5).

Selain itu, kurikulum yang diterapkan juga tak disesuaikan dengan kondisi pandemik Covid-19. Guru-guru, kata Rahmi, biasanya mengirimkan instruksi melalui aplikasi WhatsApp terkait materi yang harus dipelajari murid berikut tugas-tugas harian yang harus mereka setor ke guru. Dalam masa normal, materi dan tugas tersebut biasanya diselesaikan di dalam kelas.  

“Di tengah pandemik, sekolah masih mengejar pelaksanaan kurikulum. Keterbatasan berkreativitas yang dimiliki guru akhirnya menempatkan murid sebagai obyek penyetor tugas harian. Orang tua pun terbebani dengan tugas baru sebagai pengganti guru agar anaknya terus menyetorkan tugas,” lanjutnya.

Agar situasi ini tidak berlarut, ia mendesak Kemendikbud merumuskan kurikulum darurat yang lebih pas diterapkan pada saat pandemik. Guru-guru juga perlu dilatih dengan berbagai metode pembelajaran yang kreatif agar proses belajar mengajar jarak jauh tidak terlalu membebani murid dan orang tua.

“Ada beberapa contoh dari pengalaman negara lain yang bisa diterapkan. Di Jerman misalnya, sekolah memberikan daftar bacaan kepada murid. Kemendikbud dapat bekerja sama dengan penerbit-penerbit buku untuk anak-anak. Aktivitas membaca dan menceritakan bacaan jauh lebih tepat untuk masa sekarang, ketimbang berbagai tugas prakarya,” tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya