Berita

Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, menilai harga wajar Pertamax pada 1 Juni mendatang dalah Rp 5.700 per liter/Net

Politik

CERI: Mulai 1 Juni 2020 Harga Wajar Pertamax Rp 5.700 Per Liter

SELASA, 26 MEI 2020 | 14:34 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Harga eceran BBM di tanah air yang tak kunjung diturunkan pemerintah masih terus disorot. Karena, harga wajar untuk BBM di Indonesia seharusnya ada di bawah harga yang dipatok pemerintah saat ini.

Dalam perhitungan Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), berdasarkan rerata nilai MOPS Gasoline 92 35 dolar AS per barel dan rerata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 15.000, maka harga Pertamax Ron 92 yang wajar mulai 1 Juni 2020 di SPBU dibulatkan adalah Rp 5.700 perliter.

Perhitungan nilai rerata tersebut, berdasarkan periode mulai 25 April hingga 24 Mei 2020. Sesuai Keputusan Menteri ESDM nomor 62 K/12/MEN/2020 merupakan turunan dari Peraturan Presiden No 191 tahun 2014 tentang Penyedian, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM, dan telah diubah menjadi Peraturan Presiden nomor 43 tahun 2018. Semuanya ditanda tangani oleh Presiden Jokowi.

Menurut Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, di semua aturan yang ada, khususnya soal penetapan harga eceran BBM yang berlaku di SPBU dan nelayan, maka harga BBM umum terdiri dari Pertalite, Dexlite, Pertamax, Pertamina Dex, dan Pertamax Turbo adalah wewenang badan usaha Pertamina, Shell, Total, AKR dan Vivo. Di mana hasilnya wajib dilaporkan kepada Menteri ESDM melalui Direktorat Jenderal Migas.

Seandainya, lanjut Yusri Usman, pada 1 Juni 2020 Pertamina tetap tidak juga menurunkan harga eceran BBM umum di SPBU sesuai peraturan yang berlaku, maka Pertamina dapat dikatakan secara sah dan meyakinkan telah melakukan pelanggaran dengan sengaja terhadap UU Perlindungan Konsumen dan peraturan perundang undangan soal penetapan harga BBM mulai 1 April hingga 1 Mei 2020, dan telah merugikan seluruh rakyat Indonesia.

"Tentu sangat menyedihkan pelanggaran dilakukan Pertamina dan badan usaha lainnya atas persetujuan regulator dalam hal ini Menteri ESDM, ternyata diketahui dan dibiarkan oleh Presiden Jokowi," ucap Yusri Usman, melalui keterangannya, Selasa (26/5).

Mengingat Menteri ESDM dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI pada 4 Mei 2020, pada 8 butir dari kesimpulan rapatnya dikatakan bahwa Menteri ESDM akan menjawab secara tertulis atas pertanyaan peserta rapat akan disampaikan pada 11 Mei 2020. Tapi publik tak pernah tahu apa hasilnya sampai sekarang.

Selain itu, tambah Yusri Usman, ternyata Presiden Jokowi sudah mengetahui bahwa harga wajar BBM berdasarkan rapat terbatas pada 27 April 2020 soal harga BBM pada kondisi pandemik Covid-19 secara virtual.

Meskipun Direksi Pertamina diduga berbohong dalam simulasi harga BBM dengan menggunakan parameter MOPS Gasoline 92 adalah 40 dolar AS per barel dengan nilai tukar Rp 14.759 per dolar. Namun terbukti harga wajar Ron 92 adalah Rp 6.125,47 per liter dan Ron 90 seharga Rp 6.092,88 per liter.

"Namun sampai hari ini dengan berbagai alasan tak masuk akal, termasuk akibat ketidakefisienan Pertamina dalam melakukan proses bisnisnya dari hulu ke hilir apakah harus dibebankan kepada rakyat ?, sehingga Pertamina masih menjual Pertamax 92 di SPBU seharga Rp 9000 perliter dan Pertalite Rp 6.450 perliter.

Padahal, kata Yusri Usman, nilai MOPS Gasoline yang disampaikan dalam simulasi dengan Presiden itu bertolak belakang dengan keterangan Dirut Pertamina, Nicke Widyawati, seminggu sebelumnya. Tepatnya pada saat RDP soal harga BBM dengan Komisi VII DPR RI pada 21 April 2020.

Saat itu Nicke mengatakan, dan dikutip banyak media, harga BBM impor saat ini lebih murah dari harga saat Pertamina membeli minyak mentah di pertengahan Maret 2020, yakni 24 dolar AS per barel, sementara harga produk BBM hanya 22,5 dolar AS per barel.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya