Berita

Otoritas Moneter Singapura (MAS)/Net

Bisnis

Dolar Singapura Masih Tertekan Karena Dampak Wabah Virus Corona

SENIN, 25 MEI 2020 | 12:02 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

  Otoritas Singapura mulai melonggarkan kebijakan karantina di wilayah setempat. Diharapkan pelonggaran itu bisa membuka jalan bagi terbukanya lagi ekonomi. Namun, mata uang dollar Singapura ternyata masih tertekan.

Data pada pekan ini, ekonomi Singapura kuartal I, 2020, berpotensi kontraksi 1,8 persen year-on-year (yoy), mengacu estimasi median para ekonom, seperti yang telah disurvei Bloomberg.

Ekonomi Singapuran turun selama pandemik Covid-19 menerjang negara itu. Valuta Singapura juga tertekan oleh dampak negatifnya. Dollar Singapura menyusut lebih dari 5 persen.


Pemerintah Singapura memproyeksikan produk domestik bruto mereka akan menyusut 1 - 4 persen di sepanjang 2020.

"Kami melihat tantangan signifikan ke depan bagi dollar Singapura, mengingat mereka adalah salah satu negara dengan ekonomi paling terbuka di kawasan (Asia Tenggara) ini,"  ujar strategist Standard Chartered Plc,  Divya Devesh, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (25/5).

Prospek pertumbuhan dan perdagangan global masih melemah, juga penurunan tajam indeks manufaktur global. "Kami berharap peningkatan baru-baru ini dalam ekspor domestik non-minyak Singapura akan berbalik arah," ujar Devesh.

Otoritas Moneter Singapura (MAS) membiarkan dollar Singapura melemah berdasarkan kebijakan per 30 Maret lalu. Langkah ini sebagai upaya mendukung ekonomi yang bergantung pada perdagangan.

Nilai tukar nominal efektif dollar Singapura, yang menjadi fokus MAS, mulai Mei berada pada tingkat yang sama saat keputusan Maret. Kemungkinan mata uang Singapura bisa lebih melemah lagi

Namun, tekanan mata uang tersebut harus sedikit dikurangi karena ekonomi domestik mulai meningkat dan memungkinkan bagi Singapura untuk menggairahkan bisnis yang akan dibuka kembali pada 2 Juni.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya