Berita

Pemimpin Voodoo memimpin doa/Net

Dunia

Giliran Dukun Voodoo Bertindak Hadapi Virus Corona

SENIN, 25 MEI 2020 | 08:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Masyarakat Haiti masih mengandalkan pengobatan tradisional hingga saat ini. Mereka menggunakan ramuan herbal dan praktik ritual keagamaan bersama pemuka agama yang mereka sebut 'houngan voodoo' atau 'Pendeta Mambo'. Begitu juga untuk pengobatan virus corona.

Para pemimpin voodoo melatih para imam agama Afro Karibia membuat obat rahasia untuk virus corona dan mempersiapkan ruang inisiasi suci di kuil mereka untuk menerima pasien.

Voodoo Haiti 'Ati' atau pemimpin tertinggi Carl Henri Desmornes, dengan mengenakan kalung manik-manik, mengatakan dalam sebuah wawancara di 'Gingerbread House' di Port-au-Prince, bahwa dia tahu akan ada banjir pasien di kuil mereka.

"Praktisi Voodoo, Houngan dan Mambos khususnya, memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesejahteraan penduduk," kata Desmornes, 60 tahun, seperti dikutip dari Reuters, Senin (25/5).

Sebelum menjadi Ati di adalah seorang promotor musik.

"Mereka telah menerima kekuatan dan pengetahuan untuk dipraktikkan," katanya.

Separuh dari 11 juta penduduk Haiti diyakini mempraktikkan voodoo, agama yang dibawa dari Afrika Barat berabad-abad yang lalu, baik oleh pria maupun wanita. Mereka mempraktikannya secara diam-diam di bawah pemerintahan kolonial Prancis.

Hingga saat ini negara termiskin di Amerika itu mencatat lonjakan kasus yang cukup signifikan. Dalam dua minggu terakhir jumlah kasus yang dikonfirmasi hampir berlipat-lipat menjadi 865 positif Covid-19.

Sejak kasus pertama virus corona dikonfirmasi di Haiti pada pertengahan Maret, para pendeta Voodoo telah melakukan pengobatan dengan racikan ramuan yang terdiri dari moringa, eucalyptus, jahe, dan madu, dalam minuman teh untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh.

"Kami tinggal di negara di mana sistem kesehatan tidak mampu menanggapi tantangan pandemik, jadi kami mengandalkan pengobatan alami sebagai gantinya," kata Mambo Lamercie Charles ketika ia menyendok ramuan. “Saya menganggap pelipis saya sebagai klinik”.

Wakil pemimpin Voodoo Euvonie Georges Auguste mengatakan mereka diilhami oleh “Loas” (roh), juga telah membuat ramuan untuk gejala Covid-19 yang telah mereka ajarkan kepada para pendeta untuk persiapan dan pengelolaannya.

Komunitas itu telah mengidentifikasi 1.000 kuil voodoo yang memiliki "Djèvo", ruang sakral yang digunakan untuk ritual inisiasi, yang terpisah dengan ruang ibadah dan dapat digunakan untuk mengisolasi masing-masing hingga 15 pasien.

Auguste bahkan sistem pengobatan yang mereka praktikan ini jauh lebih baik dibandingkan dengan penyembuhan ala Presiden Jovenel Moise yang memilih penyembuhan berdasarkan tanaman dari Madagaskar.

"Sikap ini menunjukkan dia adalah korban dari sistem yang masih menanggung bekas perbudakan," kata Auguste.

Voodoo sangat erat kaitannya dengan perjuangan Haiti untuk kemerdekaannya. Haiti berusaha agar Voodoo mendapat pengakuan sebagai agama resmi pada tahun 2003 di bawah Presiden Jean-Bertrand Aristide.

Di masa lalu, para praktisi voodoo Haiti mengkritik Moise karena memohon secara terbuka kepada dewa Kristen daripada roh Voodoo.

Para pendeta Voodoo muncul di acara televisi dan radio untuk menjelaskan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas virus corona tetapi mereka siap untuk memeranginya.

Desmornes mengatakan pandemik ini membawa pesan bagi dunia, satu perbedaan antara voodoo dan pengobatan Barat adalah bahwa ia mencari makna dalam penyakit. Mungkin itu adalah tanda peringatan, kata Desmornes, bahwa manusia seperti virus bagi makhluk lain di bumi.

"Harapan saya adalah bahwa setelah corona,  alih-alih mengubah semua yang kita sentuh, mengubah alam, kita malah mencari untuk hidup selaras dengannya," katanya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya