Berita

Warga India menyelamatkan diri dari Topan Amphan/Net

Dunia

Bencana Topan Di Teluk Benggala, Bagaimana Tim Bantuan Bisa Mengevakuasi Ratusan Ribu Korban Tanpa Berisiko Terpapar Virus Corona?

SABTU, 23 MEI 2020 | 06:34 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Topan terbesar yang melanda Asia Selatan dalam dua dekade di Teluk Benggala, memunculkan masalah yang lebih rumit, bagaimana tim bantuan mengevakuasi lebih dari 5 juta orang ke tempat yang aman tanpa berisiko terpapar virus corona?

Terjangan Topan Amphan pada Rabu (20/5) membuat Najmul Alam, seorang pejabat pemerintah di Bangladesh, memiliki tugas berat untuk mengevakuasi ratusan orang ke tempat perlindungan sementara pada saat yang sama berusaha untuk menjaga aturan jarak sosial, agar aman dari penularan virus.

Alam adalah salah satu dari tim bantuan yang menghadapi permasalahan yang rumit. Bagaimana ia bisa tetap terlindung, atau bagaimana para kran yang dievakuasi tidak saling menular atau ditularkan?


Ketika peringatan dini tentang datangnya terjangan topan, Alam telah  memerintahkan timnya untuk mengevakuasi penduduk ke tempat yang aman, tetapi banyak dari mereka yang memutuskan tetap berada di rumah karena dipikirnya badai akan hilang. Ketika hujan dan angin semakin kencang, ribuan orang bergegas keluar untuk mencari bantuan, dan membanjiri fasilitas penampungan.

Topan Amphan menyebabkan kerusakan luas di India dan Bangladesh. Korban meninggal diperkirakan sekitar 100 orang. Kini, ratusan ribu orang memenuhi penampungan di pusat-pusat bantuan, yang berarti resiko penularan virus amat besar.

“Saya berjuang dengan apa yang harus saya lakukan. Terlalu banyak orang datang dalam waktu yang begitu singkat,” kata Alam, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (22/5).

Menurutnya, sulit untuk mempertahankan jarak sosial di daerah yang telah melaporkan delapan kasus positif virus corona itu. "Tantangan terbesar adalah untuk mencegah mereka berbaur dengan orang banyak."

Pandemik telah menyebar di India dan menginfeksi lebih dari 100.000 orang. Sementara Bangladesh telah mencatat angka kasus sekitar 30.000 positif Covid-19.

“Bencana mendatangkan malapetaka untuk memerangi pandemik,” kata Bhuputra Panda, seorang professor dari Public Health Foundation India. Ia memprediksi tingkat kasus akan bertambah karena di tempat penampungan begitu sulit menjaga jarak, menjaga kebersihan pribadi, sulitnya masker, bahkan lokasi yang semula diperuntukkan untuk karantina telah diubah menjadi tempat penampungan korban bencana topan.

Dalam akun Twitternya, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan negaranya tengah menghadapi dua hal sekaligus.

“Di satu sisi kami sedang memerangi pandemik, di sisi lain ada bencana Topan yang dahsyat,” tulisnya pada Jumat (22/5).

Modi melakukan survei lewat udara di daerah yang terkena dampak di Bengal Barat pada hari Jumat dan mengumumkan bantuan keuangan 10 miliar rupee (132 juta dolar AS) untuk bantuan darurat di negara bagian itu.

Di Bangladesh, Perdana Menteri Sheikh Hasina memerintahkan pemerintah setempat untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi dan membangun kembali rumah-rumah yang rusak.

Badai kini telah reda, tetapi kerusakan parah terjadi di mana-mana.  Bandara hancur, beberapa daerah dataran rendah porak poranda, pasokan listrik ke jutaan rumah hancur, dan pohon-pohon banyak yang tumbang, dan bangunan yang tidak berbentuk. Operasi bantuan dan upaya untuk memulihkan pasokan listrik terus berlanjut di daerah yang terkena dampak.

Walau disebut-sebut resiko penularan di penampungan begitu tinggi, Walikota Kolkata berusaha meyakinkan pihaknya akan berusaha tetap menjaga jarak aman.

"Di pusat bantuan, kami menyediakan masker dan makanan untuk orang-orang," kata Walikota Kolkata Firhad Hakim. “Kami telah mengatur tempat tidur untuk mereka. Ada banyak orang yang susah diberitahu,  tetapi kami berusaha menjaga jarak sosial sebanyak yang kami bisa. Kami akan memastikan bahwa tidak ada penularan virus corona di pusat bantuan.”

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya