Berita

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam/Net

Dunia

Carrie Lam: UU Keamanan Nasional China Tidak Akan Mempengaruhi Interdependensi Hukum Hong Kong

JUMAT, 22 MEI 2020 | 16:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam mengatakan, rencana China untuk memberlakukan Undang-Undang (UU) keamanan nasional di sana tidak akan mempengaruhi interdependensi peradilan atau badan hukum.

Pernyataan itu disampaikan Lam pada Jumat (22/5), setelah warga Hong Kong kembali dibuat geram dengan rencana China untuk terus mengikis otonomi tinggi di sana.

Lam mengatakan, Hong Kong akan sepenuhnya bekerja sama dengan China atas UU keamanan nasional yang diperkenalkan pada Kongres Rakyat Nasional.

"Keputusan dan pemberlakuan hukum nasional akan dapat membangun dan meningkatkan kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum untuk (Kawasan Administratif Khusus Hong Kong-HKSAR) untuk menjaga keamanan nasional," ujar Lam seperti dikutip CNA.

"Mereka tidak akan memengaruhi hak-hak sah dan kebebasan yang dinikmati oleh penduduk Hong Kong di bawah hukum, atau kekuasaan kehakiman yang independen, termasuk keputusan akhir, dilaksanakan oleh pengadilan di Hong Kong," tambahnya.

Lam menjelaskan UU keamanan nasional hanya digunakan untuk beberapa hal yang merusak keamanan nasional seperti pemisahan diri, menumbangkan kekuasaan, mengorganisir dan melaksanakan kegiatan teroris, dan tindakan pasukan asing yang menganggu internal Hong Kong.

"Ini persis situasi yang dikhawatirkan oleh sektor politik dan bisnis di Hong Kong dan anggota masyarakat selama setahun terakhir," tekan Lam.

Pemerintah Hong Kong, menurut Lam, menghadapi situasi yang semakin serius sehubungan dengan keamanan nasional. Sebagai contoh, ia kemudian menggambarkan protes yang dipicu RUU ekstradisi pada tahun kemarin sebagai gangguan keamanan nasional.

"Kekerasan yang terkait dengan gangguan yang timbul dari pelaksanaan legislatif RUU Pelarian Buronan sejak Juni tahun lalu telah meningkat dan munculnya berbagai insiden yang melibatkan bahan peledak dan senjata api telah menimbulkan risiko terorisme, yang secara serius membahayakan keselamatan publik," katanya.

Terlebih, ia mengatakan, muncul organisasi-organisasi yang menyerukan "kemerdekaan Hong Kong" dan "penentuan nasib sendiri".

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya