Berita

Ilustrasi peretas/Net

Pertahanan

Bocornya 2,3 Juta Data, Under The Breach: Peretas Belum Tentu Orang Yang Pertama Kali Mendapatkannya

JUMAT, 22 MEI 2020 | 14:40 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Publik masih mengingat tentang kabar peretasan yang menimpa raksasa e-commerce Indonesia, Tokopedia. Peretasan itu dilakukan oleh peretas web gelap yang mengambil 92 juta data pribadi pelanggannya. Data itu diperdagangkan dan dijual di pasar web gelap dan beberapa forum peretas.

Belum selesai soal itu, kali ini sebuah akun spesialis pengawasan dan perlindungan data mengungkap ada 2,3 juta data penduduk Indonesia yang bocor di dunia maya, seperti dikutip dari Hack Read, Jumat (22/5).

Akun Under The Breach @underthebreach  yang pada profilnya menuliskan: Layanan pemantauan dan pencegahan pelanggaran data, menyediakan investigasi dan wawasan Cybercrime, mengungkap seorang peretas telah membagikan data mentah berisi nama, alat, NIK, dan nomor KK penduduk Indonesia tersebut di sebuah forum.


Hal itu tentu adalah sebuah pelanggaran.

"Ada oknum membocorkan informasi tentang 2.300.000 warga Indonesia. Data termasuk nama, alamat, nomor ID, tanggal lahir, dan banyak lagi.
Muncul tanggal kembali ke 2013.
Aktor mengklaim dia akan membocorkan 200.000.000 informasi warga tambahan segera."

Tweet yang diposting oleh Under The Breach  pada Kamis (21/5) malam telah menghebohkan semua pihak.
 
Data-data ini sangat berguna untuk kebutuhan pendaftaran nomor telepon atau kebutuhan lain yang memakai NIK dan nomor KK.
 
"Oknum itu mengklaim akan membocorkan 200 juta data penduduk lain dalam waktu dekat," lanjut Under The Breach tersebut.
 
Tulisan Under The Breach tersebut juga memperlihatkan bukti data yang dibocorkan. Dia mengunggah tulisan si peretas dan contoh data yang dibagikan.
 
Data 2,36 GB telah dibagi menjadi beberapa folder yang semuanya berisi data dalam file PDF termasuk nama lengkap, alamat, nomor registrasi, nomor kartu keluarga, tanggal lahir, dan tempat lahir, dll.

"Saya memutuskan untuk berbagi dengan Anda tentang 2,3 juta data kewarganegaraan dan pemilu Indonesia karena saya pikir data Indonesia tampaknya jarang di forum ini (merujuk pada forum peretas tempat data tersebut bocor),"  ujar sang peretas, seperti diungkapkan Under The Breach.

Salah satu staf perwakilan dari akun Under The Breach yang dihubungi oleh media Hack Read, mengungkapkan, peretas belum tentu orang pertama yang mendapatkannya.

“Aktor yang membocorkan basis data belum tentu orang yang pertama kali mendapatkannya, masuk akal jika basis data niche semacam itu berputar-putar di sekitar forum berbasis Indonesia yang lebih kecil hingga muncul di forum kejahatan dunia maya yang lebih besar,” lanjut Under The Breach kepada Hack Read.  

Hack Read juga menuliskan bahwa beberapa minggu yang lalu peretas lain ditemukan menjual hampir 13 juta akun pengguna milik Bukalapak, salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Indonesia.

Basis data itu berasal dari 2017. Bukalapak mengakui peretasan pada 12 April 2019.

Satu per satu pelanggaran data menjadi pukulan besar bagi orang Indonesia terutama pihak berwenang yang bertanggung jawab untuk melindungi data sensitif tersebut, tulis Hack Read.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya