Berita

Polusi di perkotaan/Net

Dunia

Hikmah Lockdown Covid-19, Emisi Karbon Harian Dunia Menyusut 17 Persen

RABU, 20 MEI 2020 | 17:30 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Emisi harian dunia menurun secara drastis pada puncak lockdown yang dilakukan oleh banyak negara untuk membendung penyebaran virus corona baru pada bulan lalu.

Demikian sebuah studi terbaru yang diterbitkan Jurnal Climate Change yang dikutip CGTN, Rabu (20/5). Jurnal tersebut menyebut emisi karbondioksida harian dunia menyusut hingga 17 persen.

Meski begitu, seorang ilmuan iklim di Universitas Anglia Timue, Corinne LeQuere mengatakan, dengan dicabutnya kuncian dan kehidupan berangur normal, maka angka bisa melonjak lebih buruk.


"Sepertinya anda memiliki bak mandi berisi air dan anda mematikan keran selama 10 detik," ujarnya menganalogikan.

Dalam studi tersebut, tim ilmuan internasional menghitung saat ini tingkat polusi kembali naik. Kemungkinan untuk tahun ini akan berakhir antara empat persen hingga tujuh persen lebih rendah dari tingkat 2019. Itu adalah penurunan tahunan terbesar dalam emisi karbon sejak Perang Dunia II.

Angka tujuh persen bisa didapatkan jika kuncian secara ketat terus dilakukan sepanjang tahun dan empat persen jika aturan tersebut segera dicabut.

Data studi tersebut menunjukkan, selama sepekan di bulan April, emisi karbon di Amerika Serikat turun hingga sepertiga. Pada Februari, emisi karbon China turun hampir seperempat. Sementara India dan Eropa memangkas emisinya masing-masing sebesar 26 persen dan 27 persen.

Penurunan yang paling besar terjadi dari 4 hingga 9 April, ketika emisi karbon dunia mencapai 18,7 ton sehari, yang artinya kurang dari yang dihasilkan pada Hari Tahun Baru.

Sementara itu, pada 30 April emisi karbon menulai meningkat sebesar 3,3 juta ton sehari dari titik terendah di awal bulan.

Pakar luar memuji studi ini sebagai yang paling komprehensif, dengan mengatakan studi ini menunjukkan betapa banyak upaya yang diperlukan untuk mencegah tingkat berbahaya dari pemanasan global lebih lanjut.

"Itu menggarisbawahi kebenaran sederhana, Perilaku individu saja tidak akan membawa kita ke sana. Kita membutuhkan perubahan struktural mendasar," papar ilmuwan iklim Pennsylvania State University, Michael Mann.

Dalam studi tersebut disimpulkan, jika dunia dapat terus melakukan pemotongan emisi tahunan seperti ini tanpa pandemik selama beberapa dekade, ada kemungkinan Bumi dapat menghindari pemanasan 1,8 derajat (satu derajat Celsius) dari pemanasan sekarang.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya