Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi/Net
Indonesia menjadi sponsor draf resolusi yang diajukan oleh Uni Eropa dalam pertemuan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) yang bertajuk "Covid-19 Response".
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, keputusan Indonesia untuk mendukung resolusi tersebut karena bisa mendorong semua negara anggota untuk bekerja sama melawan Covid-19.
"Sejak awal, Indonesia sangat konsisten mendorong semua negara anggota terhadap pentingnya kerja sama dan tidak mempolitisasi (Covid-19)," ujar Retno dalam briefing pers di Istana Kepresidenan pada Rabu (20/5).
Retno menjelaskan, dalam pertemuan WHA yang diselenggarakan pada Senin (18/5) hingga Selasa (19/5), draf resolusi Uni Eropa sudah diadopsi dengan 135 negara sponsor.
Ada enam alasan yang membuat Indonesia mendukung resolusi tersebut, kata Retno.
"Pertama, resolusi tersebut menggarisbawahi pentingnya memperkuat kerja sama dan kolaborasi global untuk menangani Covid-19," jelas Retno.
Selanjutnya, resolusi tersebut memprioritaskan akses terhadap teknologi dan produk medis, terutama vaksin untuk seluruh dunia dengan tepat waktu dan harga yang terjngkau.
"Dalam poin ini, Indonesia bersama dengan negara-negara berkembang dan
least developed countries bekerja keras untuk memastikan masukan kami dimuat dalam resolusi," tambahnya.
Resolusi tersebut juga menekankan pentingnya memastikan bantuan kemanusiaan diberikan secara memadai dan tepat waktu bagi negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Selain itu, pertukaran informasi, pengetahuan, pengalaman, praktik terbaik, data, bahan, hingga komoditas untuk melawan Covid-19 juga masuk dalam resolusi tersebut.
"Resolusi tersebut berkomitmen untuk memperkuat partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan menganai tanggapan dan pemulihan Covid-19," lanjutnya.
Dan terakhir, resolusi tersebut juga untuk mengevalulasi kepemimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pandemik. Di mana setiap negara ditugaskan untuk menilai kinerja WHO.
Dalam hal ini, Retno kerap menyampaikan, evaluasi WHO penting untuk memperkuat badan PBB tersebut agar bisa menangani krisis dengan baik di masa mendatang.