Berita

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen/Net

Dunia

Tolak 'Satu Negara, Dua Sistem', Presiden Tsai Ing-wen Ajak Pihak China Diskusi

RABU, 20 MEI 2020 | 11:53 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Taiwan tidak akan menerima prinsip "satu negara, dua sistem" dan menjadi bagian dari China. Namun Taiwan ingin melakukan pembicaraan dengan China agar bisa hidup secara berdampingan.

Begitu yang disampaikan oleh Presiden Tsai Ing-wen dalam pidatonya usai dilantik untuk periode kedua pada Rabu (20/5). Ia menegaskan, hubungan antara Taiwan dan China sudah mencapai titik balik historis.

"Kedua belah pihak memiliki kewajiban untuk menemukan cara untuk hidup berdampingan dalam jangka panjang dan mencegah intensifikasi antagonisme dan perbedaan," papar Tsai seperti dikutip Reuters.

"Di sini, saya ingin mengulangi kata-kata 'perdamaian, paritas, demokrasi, dan dialog'. Kami tidak akan menerima penggunaan prinsip Beijing dari 'satu negara, dua sistem' untuk menurunkan peringkat Taiwan dan merusak status quo lintas-selat. Kami berdiri teguh dengan prinsip ini," lanjutnya menjelaskan.

Tsai dan partainya, Progresif Demokratik sudah memenangkan pemilihan presiden dan parlemen pada Januari. Sejak kepemimpinanya di periode pertama, Tsai menegaskan kemerdekaan Taiwan dan mengecam klaim China atas Taiwan.

Selama ini, China sendiri menggunakan kebijakan "satu negara, dua sistem" yang diakuinya untuk memberi otonomi tingkat tinggi kepada Taiwan dan Hong Kong.

Dalam pidatonya, Tsai menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah negara merdeka yang memiliki nama resmi Republik China dan tidak ingin menjadi bagian dari Republik Rakyat China yang diperintah Beijing.

Hingga berita ini dirilis, belum ada reaksi langsung dari pihak Beijing mengenai pidato Tsai.

Namun selama ini, utamanya sejak pemilihan ulang Tsai, China telah meningkatkan latihan militernya di dekat taiwan. termasuk menerbangkan jet-jet tempur ke ruang udara Taiwan dan kapal perangnya berlayar di sekitar Taiwan.

Menanggapi tindakan agresif China tersebut, Tsai mengatakan Taiwan telah melakukan upaya terbesar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.

"Kami akan melanjutkan upaya-upaya ini, dan kami bersedia untuk terlibat dalam dialog dengan China dan memberikan kontribusi yang lebih konkret untuk keamanan regional," pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya