Berita

Ilustrasi seorang anak mengenakan bendera Palestina di tubuh/Ilustrasi RMOL

Dunia

Kecam Rencana Pencaplokan Tepi Barat, Palestina Gugurkan Semua Perjanjian Dengan Israel Dan Amerika Serikat

RABU, 20 MEI 2020 | 09:24 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Palestina akhirnya menghapus semua perjanjian dan kesepakatan yang dibangun dengan Israel dan Amerika Serikat sebagai bentuk protes atas rencana pencaplokan Tepi Barat.

Keputusan itu diumumkan oleh Presiden Mahmoud Abbas pada akhir pertemuan mendesak di Ramallah pada Selasa (19/5).

"Organisasi Pembebasan Palestina dan Negara Palestina dibebaskan, mulai hari ini, dari semua perjanjian dan pemahaman dengan pemerintah Amerika dan Israel dan semua kewajiban berdasarkan pada pemahaman dan perjanjian ini, termasuk yang keamanan," ungkap Abbas seperti dilansir CGTN.


Abbas mengatakan, Israel akan memikul semua konsekuensi dan dampak dari pendudukannya sesuai dengan hukum internasional dan hukum humaniter, khususnya Konvensi Jenewa ke-4 pada 1949.

Di mana dalam konvensi itu disebutkan kekuasaan pendudukan bertanggung jawab untuk melindungi warga sipil di bawah pendudukan dan properti mereka, mengkriminalisasi hukuman kolektif, melarang pencurian sumber daya, perampasan dan pencaplokan tanah, hingga melarang adanya pemindahan secara paksa para penduduk.

Keputusan tersebut diambil sebagai respons dari rencana ambisius Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk mencaplok bagian-bagian Tepi Barat dan menerapkan hukum serta pemukiman Israel di sana.

Realisasi rencana tersebut semakin dekat setelah Netanyahu dan Benny Gantz membentuk pemerintahan persatuan dan telah disumpah di harapan parlemen pada Minggu (17/5).

Selain Israel, Abbas dengan tegas menyatakan pemerintahan AS juga ikut bertanggung jawab penuh atas penindasan yang menimpa rakyat Palestina.

"Kami menganggapnya sebagai mitra utama dengan pemerintah pendudukan Israel dalam semua keputusan dan tindakan agresif dan tidak adil terhadap rakyat kami," tegas Abbas.

Ia kemudian juga mendesak semua negara untuk menolak rencana perdamaian Timur Tengah atau Kesepakatan Abad Ini yang dibuat Presiden Donald Trump.

"Kami akan terus mengejar pendudukan atas kejahatannya terhadap orang-orang kami di semua otoritas dan pengadilan internasional. Dalam konteks ini, kami menegaskan kepercayaan kami pada independensi dan integritas Pengadilan Kriminal Internasional," pungkas Abbas.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya