Berita

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Pendukung Erdogan Diduga Buat Rumor Kudeta, Oposisi: Pemerintah 'Pura-pura' Jadi Korban

SELASA, 19 MEI 2020 | 15:48 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Sebuah isu akan munculnya kudeta meresahkan Turki. Namun isu tersebut dikabarkan merupakan sebuah jebakan untuk para oposisi.

Para pendukung Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP) lah yang ternyata sudah menebar rumor tersebut. AKP yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan membuat konspirasi tersebut dengan bekerja sama dengan media pro pemerintah.

Melalui tagar di media sosial, para anggota AKP menuding para tokoh oposisi akan membunuh dan melakukan pemerkosaan, seperti dilansir Ahval News.

Pada 4 Mei, Erdogan mengungkapkan bahwa para oposisi, termasuk Partai Rakyat Republik (CHP), "merindukan" kudeta. Ia juga menuding partai oposisi utama tersebut berusaha untuk merebut kekuasaan melalui kudeta.

Seiring dengan pernyataan Erdogan, tokoh media pro pemerintah, Sevda Noyan pada Jumat lalu (15/5) mengatakan, ia bisa mengambil 50 orang dari keluarganya untuk mendukung Erdogan jika memang terjadi kudeta.

Jurnalis pro Erdogan, Fatih Teszan, juga tidak kalah vokal. Ia menggemakan sikap yang serupa pada Senin (11/5) melalui video yang ia bagikan secara online.

"Darah jutaan orang akan tumpah untuk setetes darah Erdogan," ujar Tezcan.

Ada pun para tokoh oposisi yang ditargetkan oleh para pendukung Erdogan di antaranya termasuk Walikota Istanbul, Ekrem Imamoğlu; Pemimpin CHP, Kemal Kılıçdaroğlu; Ketua CHP Istanbul, Canan Kaftancıoğlu; mantan Ketua Partai Demokrasi Rakyat Pro-Kurdi (HDP), Figen Yüksekdağ; dan jurnalis, Nevşin Mengü.

Akibat dari rumor ini, Erdogan berhasil memecat lima walikota dari HDP pada Jumat (15/5) dan menggantikan mereka.

Wakil Ketua HDP, Mithat Sancar kemudian mengutuk tindakan para pendukung Erdogan tersebut.

"Pemerintah, mencoba menggambarkan dirinya sebagai korban dengan menyebarkan desas-desus tentang kudeta, menunjuk lima wali lain ke kota kami dan bahkan melalulkan kudeta," ujar Sancar.

"Penunjukkan wali adalah contoh paling keras, paling jelas dari permusuhan terhadap Kurdi," tekannya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya