Berita

Kuncian di India/Net

Dunia

Kuncian Diperpanjang, Warga Miskin Di India Menjerit

SENIN, 18 MEI 2020 | 12:22 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah memutuskan untuk memperpanjang kuncian nasional di India hingga akhir Mei. Keputusan ini diambil setelah adanya laporan kenaikan kasus baru Covid-19 secara signifikan.

"Tindakan penguncian untuk menahan penyebaran Covid-19 akan berlanjut untuk periode hingga 31 Mei," ujar Kementerian Dalam Negeri dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Minggu (17/5).

Dimuat CGTN, dengan perpanjangan kuncian nasional, maka sekolah, tempat ibadah, pusat perbelanjaan, bioskop, hingga pusat olahraga harus tetap ditutup. Pertemuan besar untuk acara keagamaan dan olah raga juga masih akan dilarang.


Kuncian nasional India terhadap 1,3 miliar penduduknya merupakan kuncian yang terbesar dunia. Keputusan ekstrem tersebut sudah berlaku sejak 25 Maret dan beberapa kali diperpanjang.

Persoalan kuncian di India memicu persoalan baru, yaitu munculnya pengangguran secara besar-besaran. Warga miskin di India, terutama para pekerja migran kewalahan.

Di Rajkot, negara bagian barat Gujarat, lebih dari 1.500 pekerja migran memblokir jalan, merusak lebih dari selusin kendaraan dan melemparkan batu ke polisi pada Minggu. Karena dua kereta khusus yang seharusnya membawa mereka pulang dibatalkan.

Pada Sabtu (16/5), setidaknya 23 migran tewas ketika berusaha mencapai rumah mereka ketika sebuah truk jatuh di India utara.

Dalam pernyataannya, kementerian menambahkan, layanan kereta kota juga masih akan tetap ditangguhkan. Hal yang sama berlaku untuk perjalanan udara domestik dan internasional.

Meski begitu, restoran akan diizinkan untuk beroperasi namun hanya untuk layanan pesan antar. Sementara acara olahraga juga akan diizinkan di stadion kosong.

Sebelum mengumumkan perpanjangan kuncian, pemerintah India melaporkan adanya 4.987 kasus baru pada Sabtu. Sehingga secara total, India sudah mencatatkan lebih dari 91.000 infeksi dengan lebih dari 2.800 orang meninggal.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya