Berita

Laut China Selatan/Net

Dunia

Menhan Taiwan Ungkap China Akan Dirikan Zona Identifikasi Pertahanan Udara Di Laut China Selatan

KAMIS, 07 MEI 2020 | 11:43 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kementerian Pertahanan Naisonal (MND) Taiwan mengonfirmasi bahwa China berencana untuk mendirikan Air Defense Identification Zone (ADIZ) atau zone identifikasi pertahanan udara di Laut China Selatan.

MND mengatakan pada Senin (4/5), China sudah menyatakan akan mendirikan ADIZ di Laut China Selatan, namun belum secara resmi mengumumkan rencananya tersebut.

Dilaporkan Taiwan News, pendirian ADIZ China di Laut China Selatan akan tumpang tindih dengan ADIZ Filipina.


ADIZ sendiri adalah wilayah udara negara di mana semua pesawat sipil harus mengidentifikasi diri dan mengumumkan lokasi mereka di sana.

Menurut MND, ADIZ biasanya ditetapkan oleh suatu negara sesuai dengan kebutuhan pertahanan nasionalnya tetapi tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.

Terkait hal tersebut, Menteri Pertahanan Yen Te-fa dan Direktur Keamanan Nasional Chiu Kuo-cheng sudah menghadiri Pertemuan Urusan Luar Negeri Legislatif Yuan pada hari yang sama.

Dikatakan oleh Yen, China berencana untuk mendirikan dua ADIZ di sekitar Taiwan.

"Ada dua zona identifikasi, satu di Laut Cina Timur dan satu lagi di Laut Cina Selatan," ujar Yen.

Menanggapi hal tersebut, seorang profesor Hubungan Internasional di Universitas Renmin China dan penasihat Dewan Negara, Shi Yinhong mengatakan, rencana China untuk mendirikan ADIZ di Laut China Selatan akan memicu perang dingin dengan Amerika Serikat.

"Amerika Serikat dan China sebenarnya berada di era Perang Dingin yang baru," ujar Shi seperti dimuat 9 News, Rabu (6/5).

"Berbeda dengan Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet, Perang Dingin baru antara AS dan China menampilkan persaingan yang penuh," tambahnya.

Dari laporan 2016, sebanyak lebih dari 5,2 triliun dolar AS perdagangan global melalui Laut China Selatan. Itu artinya, dengan mendirikan ADIZ di Laut China Selatan, China bukan hanya memicu ketegangan dengan negara-negara yang bersengketa, namun juga Amerika Serikat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya