Berita

Aktivis pro demokrasi Hong Kong/Net

Dunia

China: Hong Kong Tak Akan Pernah Tenang Selama Masih Ada Pengunjuk Rasa Pro Demokrasi Berpakaian Hitam

RABU, 06 MEI 2020 | 12:50 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kantor urusan Hong Kong di China mengutuk pengunjuk rasa pro demokrasi Hong Kong sebagai "virus politik" yang mencari kemerdekaan. Kantor tersebut juga mengatakan, Hong Kong tidak akan pernah tenang, kecuali jika para pengunjuk rasa menghilang.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (6/5), Kantor Urusan Hong Kong dan Makau di China memperingatkan bahwa pemerintah negeri tirai bambu tidak akan duduk diam dengan "kekuatan gila yang ceroboh", merujuk pada para pengunjuk rasa di Hong Kong.

Kantor tersebut juga menyatakan, pemerintah pusat China memiliki tanggung jawab yang besar dalam menjaga ketertiban serta keamanan nasional.


"Tindakan hangus dari para pengunjuk rasa berpakaian hitam adalah virus politik di masyarakat Hong Kong dan musuh besar bagi 'satu sistem dua negara'," bunyi pernyataan kantor tersebut seperti dimuat Reuters.

"Selama para pemrotes tidak dihapuskan, Hong Kong tidak akan pernah tenang," lanjutnya.

Hong Kong sendiri sudah diguncang protes politik besar-besaran sejak 2019, yang dipicu oleh RUU Ekstradisi ke China daratan.

Banyak pengunjuk rasa adalah aktivis muda yang berpakaian hitam. Mereka kerap bentrok dengan para polisi Hong Kong.

Meski dilanda wabah virus corona baru (Covid-19), namun bulan lalu, polisi anti huru hara Hong Kong membubarkan 300 aktivis pro demokrasi berpakaian hitam. Padahal pemerintah sendiri sudah memberlakukan larangan pertemuan publik.

Ketegangan politik juga meningkat setelah 15 aktivis pro demokrasi ditangkap pada April.

Ekonomi Hong Kong pada kuartal pertama mencatat terjadinya kontraksi tahunan terdalam sejak setidaknya 1974. Kantor Urusan Hong Kong dan Makau mengatakan, ada banyak faktor yang mempengaruhi lumpuhnya ekonomi Hong Kong, namun masalah utamanya adalah unjuk rasa anti pemerintah.

"Masalah terbesar Hong Kong datang dari dalam, yaitu pasukan kekerasan secara terbuka menyerukan dan terlibat dalam 'lanchao'," kata kantor itu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya