Berita

I Nyoman Dhamantara/Net

Nusantara

Diduga Ada Rekayasa Kasus, Solidaritas Bali Untuk Keadilan Minta Presiden Jokowi Lindungi I Nyoman Dhamantara

SENIN, 04 MEI 2020 | 20:21 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Solidaritas Bali untuk Keadilan (Sabuk) berkirim surat permohonan perlindungan hukum untuk mantan anggota DPR RI, I Nyoman Dhamantara kepada Presiden Joko Widodo dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko.

Surat permohonan perlindungan hukum itu merupakan respon atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Nyoman Dhamantara pada Rabu lalu (22/4).

Koordinator Sabuk, Thomas Henry menduga kasus yang menjerat mantan anggota DPR asal Bali itu sebagai bentuk fitnah dan kriminalisasi yang dilakukan kelompok tertentu.


"Kasus ini terjadi menjelang akhir masa jabatan sebagai wakil rakyat periode kedua (2014-2019), dan diungkap menjelang pelaksanaan kongres PDIP di Sanur, Bali, Agustus tahun 2019," ucap Thomas, dalam surat tersebut, Senin (4/5).

"Patut diduga, rekayasa kelompok tertentu dengan menggunakan KPK dan dikesankan terjaring operasi tangkap tangan (OTT)," dia menambahkan.

Dalam surat itu, Sabuk meminta perhatian Presiden Jokowi agar mau mencermati kasus yang bakal diputus Majelis Hakim Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam waktu dekat ini.

Karena kata Thomas, kasus tersebut juga berujung pada kemenangan Jokowi sebagai Presiden pada Pilpres 2019 lantaran Kongres PDIP diselenggarakan untuk mendukung pemerintah Jokowi pada periode kedua.

Selain itu, Sabuk menilai bahwa Nyoman Dhamantara merupakan wakil rakyat yang berintegritas selama menjadi anggota DPR RI.

"Dhamantara telah berusaha untuk memuluskan apa yang menjadi keinginan atau aspirasi masyarakat dengan program pemerintah, khususnya di Bali, seperti penguatan pasar rakyat, UMKM dan lembaga keuangan mikro," katanya.

Tak hanya itu, Sabuk pun juga menyinggung di dalam surat tersebut bahwa kasus tersebut dinilai bisa menjadi implikasi dari keterlibatannya dalam aksi Bali Tolak Reklamasi (BTR).

Sabuk menduga ada pihak-pihak yang sakit hati dengan kian menguatnya aksi BTR sekaligus kemenangan Jokowi pada waktu itu.

"Kami mohon perhatian khusus Bapak Presiden, mengingat peristiwa yang menimpa diri Nyoman Dhamantara ini mungkin saja bermuara pada keputusannya mendukung Paket Jokowi-Amin untuk Pilpres 2019," jelasnya.

"Dapat diyakini juga bahwa ujung dari peristiwa fitnah dan kriminalisasi ini adalah untuk menggagalkan kepemimpinan presiden, sekarang maupun di masa-masa yang akan datang," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya