Berita

Ventilator/Net

Dunia

Pasien Covid-19 Melonjak, India Kembangkan Ventilator Canggih Namun Murah

SENIN, 04 MEI 2020 | 16:55 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ventilator menjadi salah satu senjata yang vital dalam perang melawan virus corona baru. Sayangnya, banyak negara yang hanya memiliki sedikit ventilator untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya India.

Saat ini, pemerintah mencatat, hanya ada lebih dari 19 ribu ventilator yang tersedia di seluruh India untuk pasien gangguan pernapasan yang saat ini jumlahnya lebih dari 75 ribu. Bukan hanya pasien Covid-19.

Dengan kurangnyaperalatan tersebut, para ilmuan di Institut Sains, Pendidikan, dan Penelitian India (IISER) telah mengembangkan ventilator prototipe yang dilengkapi akses jarak jauh. Kelebihan utama dari ventilator ini adalah harganya yang sangat murah, yaitu kisaran 500 hingga 600 dolar AS.


Menurut para ilmuan, prototipe didasarkan pada desain ventilator dari Mechanical Ventilator Milano dan Universitas Florida. Jika sudah diproduksi secara massal, ventilator ini akan sangat mengurangi biaya secara signifikan.

"Karena kita sedang berhadapan dengan pandemik dan ada kebutuhan dasar untuk ventilator di negara ini, kami terinspirasi oleh ventilator Bharucha (dibuat di India dan tersedia dengan harga yang sangat murah) dan memutuskan untuk berimprovisasi model," ujar para ilmuan seperti dilansir Sputnik, Senin (4/5).

Para ilmuan itu dipimpin oleh fisikawan Umakant Rapol dan Sunil Nair. Mereka menyatakan hanya membutuhkan waktu 18 hari untuk mempelajari beberapa desain dan mengembangkan prototipe.

“Meskipun beberapa komponen penting tidak tersedia karena penguncian, tim dibiarkan dengan bahan dan sumber daya yang terbatas. Namun, kami telah menggantinya dengan bahan yang digunakan untuk melakukan operasi serupa,” ujar Rapol.

Lebih lanjut, Rapol mengatakan, proses pemasangan ventilator tersebut sangat diperhatikan dan memastikan bahwa peralatan medis canggih dapat dioperasikan dengan cara yang ramah pengguna. Jadi, tim mereka mengembangkannya sedemikian rupa sehingga unit dapat dikontrol dan dimonitor menggunakan ponsel.

“Jika kita membeli peralatan yang sesuai, termasuk sensor, komponen, dan pengontrol, kita bisa mengembangkan ventilator (seperti yang) yang digunakan di rumah sakit. Prototipe akan ditinjau oleh para ahli medis. Kami selanjutnya akan melakukan perubahan tergantung pada umpan baliknya,” ujar Sunil Nair.

Menurut pemerintah, saat ini India membutuhkan sebanyak 75 ribu ventilator untuk memerangi pandemik.

“Saat ini, kami memiliki 19.393 ventilator tersedia di seluruh negeri sementara kami telah memesan 60.000 unit ventilator,” ujar Ketua Empowered Group-3 yang bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan pasokan medis penting, P. Vaghela.

Bulan lalu, pemerintah India mencabut larangan impor ventilator bekas untuk mengisi celah yang ada dalam sistem perawatan kesehatan untuk memerangi pandemik Covid-19. Namun, setelah para profesional kesehatan mengangkat kekhawatiran tentang peralatan asing, pemerintah menerapkan kembali larangan impor ventilator bekas.

Saat ini, unit milik negara India seperti Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO) sedang mengembangkan ventilator multi-pasien di mana salah satunya akan mampu mendukung empat hingga lima pasien sekaligus.

Hingga saat ini, India telah mengkonfirmasi lebih dari 2.500 kasus baru infeksi Covid-19 selama 24 jam terakhir, sehingga totalnya menjadi 42.533 kasus. Sementara itu, korban meninggal dunia meningkat 72 menjadi 1.373.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya