Berita

Luhut Binsar Pandjaitan dan Muhammad Said Didu/Net

Publika

Ayam Sayur Vs Ayam Kinantan

SENIN, 04 MEI 2020 | 11:43 WIB

PERTARUNGAN Luhut vs Didu yang viral di media di perjalanan bulan puasa Ramadhan, bulan suci bagi umat muslim, bagi kalangan penggemar adu ayam dan suporter sepakbola merupakan pertarungan ayam sayur vs ayam kinantan ramai dan ditunggu.

Bagi kalangan politisi merupakan pertarungan menteri rezim yang berkuasa lawan pensiunan PNS.

Bagi kalangan rakyat awam merupakan pertarungan antara antek China dan daeng pribumi dari Bugis.


Bagi kalangan hukum merupakan pertarungan advokat rupiah dengan advokat cinta tanah air, gratisan.

Bagi kalangan agama merupakan pertarungan antara kuffar dan muslim. Diduga bisa jadi pertarungan lanjutan dari kasus penistaan agama, yang heboh tiga tahun lalu, walau tidak berhubungan langsung.

Bagi kalangan nasionalis dan aktivis merupakan pertarungan antara #penghianat bangsa (viral di medsos sebelum Ramadhan) vs nasionalis sejati.

Bagi kalangan birokrasi merupakan pertarungan antara penguasa segala kuasa dengan rakyatnya.

Dari sisi status kekayaan, merupakan pertarungan taipan lawan mantan pegawai pejabat relatif jujur.

Dari status kepegawaian merupakan pertempuran antara Jenderal pebisnis/militer dan mantan aparat sipil.

Dan dari segi etnis dilihat dari asal usul adalah keturunan antara Batak dan Bugis.

Jika diamati dari kemunculan kasus hukum tersebut, sangat menarik. Tanpa diminta sebelum berlanjut ke kasus hukum para suporter ayam kinantan sudah banyak bermunculan.

Dari kalangan aktivis, profesional, mantan militer, para akademisi, ulama dan emak-emak serta rakyat biasa, riuh melalui medsos, seperti tagar #KamibersamaDidu, dan lainnya bermunculan dan trending, bahkan dengan surat pernyataan yang didukung ratusan tokoh berbagai latar dan surat terbuka kepada Presiden agar Luhut dipecat.

Di pihak lawan dukungan masih "semu" dan diduga masih bayaran. Trending topik malah #LuhutPenghianatBangsa.

Seandainya ayam sayur dimenangkan oleh penyelenggara pertarungan, seperti prediksi beberapa ahli dan pengamat. Bisa jadi semakin dijauhi rakyat pribumi dan gelar penghianat tidak akan mudah hilang, diperkirakan simpati malah kepada ayam kinantan semakin solid dan bertambah.

Seandainya ayam sayur kalah, tentu reputasinya tidak akan tertolong, hancur dan cap penghianat semakin dahsyat. Para politisi akan menjauh takut mendekat. Suporter alami akan gegap gempita.

Kesimpulannya menang atau kalah pihak ayam sayur tetap rugi.

Selamat bertarung. Mari kita tonton, walau hasilnya sudah bisa diperkirakan.

Memet Hakim
Pengamat sosial.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya