Berita

Achmad Nur Hidayat/Rep

Bisnis

Data Bocor, Tokopedia Bisa Dituntut Karena Lalai Melindungi Data Pengguna

SENIN, 04 MEI 2020 | 11:14 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Salah satu patform berbelanja online atau e-commerce telah kebobolan oleh hacker yang tidak dikenal. Pembobolan yang dilakukan adalah data pengguna Tokopedia.

Pengamat kebijakan publik yang juga Founder Narasi Institute, Achmad Nur Hidayat menyampaikan pendapatnya terkait hal ini.

Dalam akun Youtube-nya, pria yang akrab disapa Matnoer ini menilai, seharusnya di tengah situasi pandemik virus corona baru atau Covid-19 ini, Tokopedia dan atau e-commerce secara umum harus meningkatkan sistem perlindungan data, karena intensias berbelanja online sedang tinggi.

"Tapi Tokopedia telah lalai melakukan perlindungan data penggunanya," tegas Matnoer, dalam akun Youtube Narasi Institute dengan judul video, 'Bocor data, Tokopedia Lalai Lindungi Data Pribadi, yang diposting Minggu (4/5).

Lulusan Fakulas Tekhnik Universitas Indonesia (FTUI) ini menyebutkan, informasi 15 juta data pengguna Tokopedia yang bocor berasal dari kasus 91 juta data bocor, yang diungkap akun Twitter @uderthebreach penghimpun dan penyampai informasi mengenai kebocoran data.

"@underthebreach, (mengatakan) bahwa seorang hacker telah menjual data Tokopedia sebanyak 90 juta data yang dijual seharga 5 ribu dolar AS," ucapnya.

Disamping itu, Matnoer menegaskan kelalaian Tokopedia, di mana terletak pada perlindungan data pribadi pengguna yang seharusnya terjaga kerahasiannya. Sebagaimana yang diatur PP 71/2019 tentang penyelenggaran dan sistem elektronik .

"Ada di pasal 14, bahwa penelenggara siatem elektronik wajib melaksanakan prinsip perlindungan data pribadi dalam melakukan memproses data pribadi. Di poin e, memproses data pribadi dilakukan dengan melindungi data pribadi dari kehilangan, penyalahgunaan akses dan pengungkapan yang tidak sah, serta perubahan dan perusakan data pribadi," pungkasnya.

"Maka kita tidak cukup untuk meminta kepolisian atau aparat hukum untuk mencari sang hacker, tetapi juga publik harus juga bertanya-bertanya apakah sudah cukup perlidungan data penyelenggara transaksi elektronik, dalam hal ini tokopedia," tutup Matnoer menambahkan.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya