Berita

Mata uang Afrika Selatan, Rand/Net

Dunia

Atasi Krisis Covid-19, Wakil Menkeu Afrika Selatan Desak Bank Sentral Cetak Uang

SENIN, 04 MEI 2020 | 09:43 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Afrika Selatan sedang mencari cara untuk mengatasi krisis yang diakibatkan pandemik virus corona baru, yang tidak hanya menghantam sektor kesehatan namun juga ekonomi.

Dalam surat kabar Sunday Times pada Minggu (3/5), Wakil Menteri Keuangan David Masondo mendesak bank sentral Afrika Selatan untuk sementara memproduksi atau mencetak uang guna mendanai tanggapan pemerintah terkait krisis.

Masondo kemudian meminta pemerintah untuk mencegah krisis ekonomi pada 1930-an atau yang dikenal dengan Great Depression. Ia kemudian meminta bank sentral untuk membeli obligasi pemerintah secara langsung guna mendanai defisit negara selama krisis Covid-19.

"Obligasi tersebut harus merupakan obligasi khusus sekali pakai dengan hasil yang diperoleh, dan harus diperlakukan sebagai tindakan sementara dengan rencana keluar yang jelas," ujar Masondo seperti dikutip dari CGTN.

"Uang seperti itu dari SARB (South African Reserve Bank) harus digunakan untuk intervensi terkait kesehatan Covid-19 dan langkah-langkah pemulihan ekonomi," tambahnya.

Pihak bank sentral belum menanggapi desakan tersebut.

Pada bulan lalu, Presiden Cyril Ramaphosa sudah mengumumkan paket stimulus ekonomi sebesar 500 miliar rand atau setara dengan 26,3 miliar dolar AS yang setara dengan 10 persen dari PDB Afrika Selatan.

Stimulus tersebut bertujuan untuk meredam pukulan ekonomi dari pandemik Covid-19. Namun, sejak stimulus itu dikeluarkan, terjadi perdebatan mengenai pendanaannya.

Ramaphosa sendiri sudah melakukan pendekatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk mengatasi persoalan tersebut.

Masondo adalah mantan pemimpin pemuda Partai Komunis Afrika Selatan. Sejak Ramaphosa menunjuknya setahun yang lalu, dia telah menjadi pendukung kuat reformasi ekonomi yang keras, termasuk menekan pengeluaran pemerintah yang berlebihan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya