Berita

Dutabesar China untuk Australia, Cheng Jingye/Net

Dunia

Minta Penjelasan Atas Pernyataan Boikot Pasarnya, Australia Panggil Dubes Cheng

SELASA, 28 APRIL 2020 | 17:34 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Australia telah meminta penjelasan kepada Dutabesar China di Canberra, Cheng Jingye, terkait dengan pernyataannya atas ancaman pemboikotan untuk menanggapi dukungan penyelidikan internasional.

Dalam wawancaranya di Radio ABC pada Selasa (28/4), Menteri Perdagangan Simon Birmingham mengungkapkan, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah memanggil Cheng untuk dimintai penjelasan.

"Australia tidak lagi akan mengubah posisi kebijakan pada masalah kesehatan masyarakat utama karena tekanan ekonomi atau ancaman ekonomi, daripada kami akan mengubah posisi kebijakan dalam hal keamanan nasional," ujar Birmingham seperti dimuat Reuters


Ia juga mengatakan, selama ini Australia adalah pemasok penting bagi China. Sumber daya dan energi Australia telah membantu banyak pertumbuhan dan konstruksi manufaktur China.

Sebelumnya, China dibuat geram dengan Australia yang meminta diadakannya penyelidikan internasional secara independen terkait dengan kemunculan pandemi virus corona baru.

Merespons itu, Cheng dalam sebuah surat kabar Australia yang terbit pada Senin (27/4) mengatakan China bisa memboikot daging sapi, anggur, pariwisata, dan sektor pendidikan Australia sebagai balasan.

Dalam sebuah pernyataan di situs Kedutaan Besar China, Cheng mengatakan dengan tegas menolak kekhawatiran yang diungkapkan pihak Australia. Cheng juga mengatakan, rencana penyelidikan internasional terhadap virus corona hanya manuver politik.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang membantah komentar Cheng tersebut sebagai tekanan ekonomi.

"Duta Besar China untuk Australia berbicara tentang keprihatinan orang-orang China, yang tidak menyetujui tindakan tertentu oleh Australia belakangan ini," kata Geng kepada wartawan di Beijing.

Pada periode 2018-2019, China menyumbang 26 persen dari total perdagangan Australia, bernilai sekitar 235 miliar dolar Australia. China juga merupakan pasar tunggal terbesar untuk ekspor Australia untuk batubara, bijih besi, anggur, daging sapi, pariwisata, dan pendidikan.

Birmingham mengatakan Australia ingin mempertahankan hubungan positif dengan China, tetapi juga akan mencari peluang lain di tempat-tempat seperti India dan Uni Eropa.

Pada periode 2018-2019, perdagangan dengan Uni Eropa sendiri bernilai 114,3 miliar dolar Australia dan India 30,3 miliar dolar Australia.

“Cina membutuhkan kita. Jangan lupakan itu. Banyak impor kritis ke industri Cina, seperti bijih besi, batu bara, dan gas berasal dari Australia,” ujar anggota Partai Liberal, James Paterson.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya