Berita

Pabrik garmen di Bangladesh/Net

Dunia

Takut Merek Ternama Beralih, Ratusan Pabrik Garmen Di Bangladesh Menolak Lockdown Dan Kembali Beroperasi

SENIN, 27 APRIL 2020 | 15:14 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ratusan pabrik garmen di Bangladesh menolak aturan kuncian nasional yang bertujuan untuk mengekang penyebaran virus corona baru, dan kembali beroperasi pada Minggu (26/4).

Penolakan itu berawal sejak pabrik menutup operasi pada akhir Maret. Lalu, merek-merek internasional ternama kemudian membatalkan dan menahan miliaran dolar dalam bentuk pesanannya.

Alhasil, industri yang menyumbang hampir semua pendapatan ekspor Bangladesh itu runtuh. Padahal, saat ini permintaan untuk memenuhi ekspor semakin meningkat.

"Kita harus menerima virus corona sebagai bagian dari kehidupan. Jika kita tidak membuka pabrik, akan ada krisis ekonomi,"ujar Wakil Presiden Asosiasi Produsen dan Eksportir Pakaian Rajut Bangladesh, Mohammad Hatem seperti dimuat AFP.

Hatem mengatakan, pembukaan pabriknya, MB Knit, diperlukan untuk memenuhi pesanan dari Primark Inggris dan beberapa pengecer lainnya.

Lantaran, menurutnya, pabrik-pabrik yang berada di bawah tekanan merek harus memenuhi tenggat waktu ekspor atau miliaran pesanan akan dialihkan ke Vietnam dan China.

Menurut jurubicara kepolisian, Jane Alam, sekitar 200 ribu pekerja diproyeksikan akan kembali bekerja di pabrik yang tersebar di Ashulia dan Gazipur.

Berdasarkan data, lebih dari empat juta orang bekerja di ribuan pabrik garmen di Bangladesh. Tahun lalu, pabrik garmen Bangladesh mengirimkan 35 miliar dolar AS pakaian jadi ke pengecer ternama seperti H&M, Inditex, dan Walmart.

Menurut salah seorang pekerja, Mofazzal Hossain, ia merasa harus kembali ke pabriknya, di mana ia bisa 115 dolar AS dalam sebulan.

"Ketakutan akan virus corona ada di sana. Tetapi saya sekarang lebih khawatir kehilangan pekerjaan, upah dan tunjangan saya," ujarnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Samsudin Pembuat Konten Tukar Pasangan Segera Disidang

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:57

Tutup Penjaringan Cakada Lamteng, PAN Dapatkan 4 Nama

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:45

Gerindra Aceh Optimistis Menangkan Pilkada 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 01:18

Peringatan Hari Buruh Cuma Euforia Tanpa Refleksi

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:55

May Day di Jatim Berjalan Aman dan Kondusif, Kapolda: Alhamdulillah

Kamis, 02 Mei 2024 | 00:15

Cak Imin Sebut Negara Bisa Kolaps Kalau Tak Ada Perubahan Skenario Kerja

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:39

Kuliah Tamu di LSE, Airlangga: Kami On Track Menuju Indonesia Emas 2045

Rabu, 01 Mei 2024 | 23:16

TKN Fanta Minta Prabowo-Gibran Tetap Gandeng Generasi Muda

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:41

Ratusan Pelaku UMKM Diajari Akselerasi Pasar Wirausaha

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:36

Pilgub Jakarta Bisa Bikin PDIP Pusing

Rabu, 01 Mei 2024 | 22:22

Selengkapnya