Berita

Petugas sedang melakukan penyemprotan disinfektan/Net

Dunia

Akibat Pandemik, Korea Selatan Hadapi Kontraksi Ekonomi Terburuk Sejak Krisis Ekonomi 2008

KAMIS, 23 APRIL 2020 | 08:33 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pandemik virus corona baru (Covid-19) mendorong ekonomi Korea Selatan ke dalam kontraksi terbesar sejak 2008 pada kuartal pertama tahun ini.

Menurut bank sentral pada Kamis (23/4), produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan menurun sebesar 1,4 persen pada kuartal pertama dari tiga bulan sebelumnya.

Seiring dengan adanya pemberlakuan isolasi diri, penutupan bisnis, dan tempat pariwisata, konsumsi swasta menyusut hingga 6,4 persen. Angka tersebut adalah yang terburuk sejak kontraksi 13,8 persen pada kuartal pertama 1998, selama krisis keuangan Asia.


"Ekonomi kemungkinan akan berkontraksi untuk setidaknya seperempat lagi karena masa-masa sulit akan berlanjut untuk ekspor," ujar seorang ekonom di KB Bank, Moon Jung-hui.

"Konsumsi akan membaik terutama pada peningkatan pengeluaran fiskal, tetapi ekspor barang-barang utama termasuk produk petrokimia akan menderita," lanjutnya seperti dimuat CNA.

Ekonomi Korea Selatan sendiri mulai lumpuh sejak akhir Januari, ketika adanya laporan kasus infeksi virus corona baru pertama. Akibatnya, pemerintah harus memberlakukan aturan pembatasan gerak yang membuat bisnis dan toko ditutup.

Pada Minggu (19/4), pemerintah mulai melonggarkan beberapa aturan jarak sosial. Namun, ancaman resesi pertama sejak 2003 tetap nyata karena pandemik menghambat pemulihan ekspor.

Data pada kamis menunjukkan, ekspor turun sebanyak 2 persen dari kuartal keempat, sementara investasi konstruksi dan investasi modal masing-masing naik sebesar 1,3 persen dan 0,2 persen.

Ekspor untuk 20 hari pertama April anjlok hampir 27 persen dalam setahun. Angka tersebut sangat dipengaruhi oleh kuncian yang dilakukan oleh Eropa dan Amerika Serikat.

Tekanan pada ekonomi Korea Selatan diperkirakan akan bertahan selama beberapa bulan mendatang, dengan jajak pendapat Reuters yang memprediksi produk domestik bruto menyusut 0,1 persen tahun ini. Dana Moneter Internasional (IMF) melihat kontraksi 1,2 persen lebih besar.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya