Berita

Stafsus Presiden Jokowi, Andi Taufan Garuda Putra/Net

Politik

Kasih Contoh Untuk Milenial, Andi Taufan Harus Tiru Belva Mundur Dari Stafsus Jokowi

SELASA, 21 APRIL 2020 | 21:17 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Apresiasi mundurnya Adamas Belva Syah Devara sebagai Staf Khusus Presiden Joko Widodo datang dari Koordinator Milenial Rebahan Anti Baper dan Peduli Bangsa, Kharis Subarkha.

Kharis menuntut Stafsus Presiden yang lain, Andi Taufan Garuda secara ksatria harus mengikuti jejak Belva. Mundur dari jabatan sebagai Stafsus Presiden.

"Andi Taufan Garuda, pemilik PT Amartha yang juga Stafsus Presiden harus mundur dari jabatannya mencontoh Belva, rekannya di Stafsus sebelumnya," kata Kharis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (21/4).

Desakan mundur kepada Andi Taufan oleh Kharis itu bukan tanpa sebab. Hal tersebut dikarenakan kesalahan yang dilakukan oleh Andi Taufan sangat fatal karena berkirim surat ke camat seluruh Indonesia meminta dukungan relawan yang berasal dari perusahannya. .

"Maka sudah sewajibnya Andi Taufan harus mundur dari jabatannya. Bila tetap bertahan, publik dan kelompok milenial bisa saja selamanya akan menganggap dia sebagai contoh yang buruk dan tidak punya semangat negarawan," kritik Kharis tegas.

Sebelumnya, Kharis atas nama koordinator Milenial Rebahan Anti Baper dan Peduli Bangsa meminta agar Presiden Jokowi mencopot dan mengevaluasi seluruh Staf Khusus Presiden.

Itu disampaikan Kharis melalui petisi online yang ditandatangani empat ribu orang dalam waktu kurang lebih sepekan, http://chng.it/NnvqNnGr.

Dalam petisinya itu, Kharis juga menyampaikan tuntutan agar Preaiden mencopot Staf Khusus Presiden yang menyalahgunakan wewenangnya untuk memperkaya atau melancarkan bisnis startupnya jika memang terbukti.

Petisi tersebut dilakukan karena saat itu surat dari salah satu Stafsus Presiden Andi Taufan Garuda Putra kepada camat-camat se-Indonesia tentang mencantumkan PT. Amartha Mikro Fintech menerima komitmen atas kerjasama viral.

Andi Taufan sendiri adalah adalah pendiri PT Amartha. Tak hanya itu, petisi tersebut dibuat karena sebelumnya viral tentang masuknya platform skill akademi Ruangguru pada kartu prakerja. Dimana anggaran kartu Prakerja untuk itu disiapkan sebesar Rp 5,6 triliun.

"Adanya potensi konflik kepentingan dan maladministrasi jelas terjadi pada apa yang dilakukan Andi Taufan Garuda," tuturnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya