Berita

Sukarsih minta masyarakat tak kucilkan pasien yang sudah sembuh dari Covid-19/RMOLJateng

Kesehatan

Sembuh Dari Corona, Perawat Ini Minta Tak Ada Lagi Stigma Negatif Dari Masyarakat

SELASA, 21 APRIL 2020 | 17:40 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Ucapan syukur tak henti-henti dipanjatkan Sukarsih. Salah satu perawat RS Mardi Rahayu Kudus ini telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Namun, perjuangannya belum berakhir. Karena hingga kini, masih saja ada stigma negatif dari masyarakat terhadap pasien maupun perawat yang pernah terjangkit virus corona.

Karena itu, perempuan berusia 29 tahun ini pun mengajak agar penderita Covid-19 tidak dikucilkan. Justru, mereka harus mendapat dorongan moril agar tetap semangat untuk melawan penyakit.

Hal ini telah ia rasakan betul saat menjalani masa isolasi selama 16 hari di RS Mardi Rahayu.

"Selama dirawat, saya mendapat banyak dukungan. Terutama dari rekan-rekan di rumah sakit yang sering menghibur lewat komunikasi handphone. Jadi di pikiran menjadi positif," katanya, Selasa (21/4).

Menurutnya, dengan pikiran positif akan membuat proses penyembuhan juga maksimal. Sebab, tubuh merespons baik berbagai tindakan dan obat yang diberikan dokter.

"Tapi sebaliknya, jika pikiran negatif dan khawatir berlebihan justru tidak baik," imbuhnya, dikutip Kantor Berita RMOLJateng.

Sukarsih menceritakan, awal mulanya ia merasakan sakit perut, diare dan kepalanya pusing setelah empat hari bertugas di ruang isolasi khusus Covid-19, pada 25 Maret lalu.

Saat itu, dia mengira kondisi itu adalah efek lain dari menstruasi yang tengah dialaminya.

Karena kondisinya semakin tidak nyaman, dia memeriksakan diri ke instalasi gawat darurat (IGD). Dokter yang memeriksanya menyarankan untuk rawat inap setelah mengetahui Sukarsih memiliki riwayat bertugas di ruang isolasi khusus Covid-19.

"Pada 27 Maret 2020, dokter menyarankan untuk CT Scan Thorax atau CT Scan dada. Hasilnya ternyata mengarah ke Covid-19 dan saya berstatus jadi pasien dalam pengawasan (PDP). Hari itu juga saya dipindah ke ruang isolasi khusus PDP,” bebernya.

Keesokan harinya, Sabtu (28/3), Sukarsih menjalani rapid test. Hasilnya, Sukarsih positif Covid-19. Untuk memastikan, pihak rumah sakit mengambil sampel swab Sukarsih di hari yang sama dengan rapid test.

Hasil uji swab ternyata menguatkan rapid test. Sukarsih dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Kemudian, pada Jumat (3/4), Sukarsih menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dan kembali mendapatkan kabar tak menyenangkan. Hasil tes itu menyatakan dia positif Covid-19.  

Mengetahui seluruh tes yang dia jalani menyatakan positif Covid-19, Sukarsih mengaku sempat syok. Namun dia terus menyemangati diri agar sembuh dari penyakit tersebut.

"Saya yakin dan percaya kalau saya pasti akan sembuh," paparnya.

Hingga akhirnya pada Sabtu dan Minggu (4-5/4) atau tepat 14 hari sejak bertugas di ruang isolasi, Sukarsih menjalani dua tes swab lanjutan. Kali ini, kedua hasilnya negatif.

Sukarsih pun dinyatakan sembuh dan diizinkan pulang dari rumah sakit. Hasil swab diperkuat laporan PCR-nya, yang juga menunjukkan negatif Covid-19. Hasil PCR itu keluar pada Rabu lalu (8/4).

"Saya sembuh dan boleh pulang. Negatif artinya tidak ada virus lagi di tubuh, sehingga saat pulang juga benar-benar aman, tidak ada virus di tubuh yang bisa menular ke orang lain. Semuanya indah pada waktunya,” tandasnya.

Direktur RS Mardi Rahayu dr Pujianto meminta masyarakat agar tidak menciptakan stigma negatif terhadap pasien yang telah sembuh dari Covid-19.

Dia menjamin pasien telah terbebas dari Covid-19 sehingga tidak bisa menularkan virus corona kepada orang sekitarnya.

"Tidak tepat kalau masyarakat mengucilkan atau buat stigma (pada pasien yang masih dirawat maupun yang sembuh). Jangan takut dengan Covid-19, tapi tetap waspada," tegas dr Pujianto.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya