Berita

Imam Prasodjo/Net

Nusantara

Program Padat Karya Tunai Harus Dikawal Orang Kreatif Di Desa, Bukan Stafsus Presiden

JUMAT, 17 APRIL 2020 | 14:39 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo, menyampaikan kritiknya atas implementasi program padat karya tunai, yang diselenggarakan untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat.

Dalam sebuah dialog di Radio Republik Indonesia (RRI), Imam Prasodjo mengecap implementasi program ini belum efektif. Sebab, pemerintah tidak menggandeng orang-orang yang kreatif yang berada dekat di lingkungan masyarakat.

"Yang kinerja pasti adalah menggerakan, mengarahkan para enterpreuner lokal. Kalau di daerah pertanian tentu ada misalnya orang yang ahli di bidang peternakan ikan, atau pemijahan ikan," ujar Imam Prasodjo, Jumat (17/4).

Masayarakat lapisan bawah yang kehilangan pekerjaan karena virus corona baru (Covid-19), menurut Imam Prasodjo, membutuhkan pembimbing yang berpengalaman dan sesuai dengan karakteristik ekonomi daerahnya.

"Jadi itu beragam banget para pelaku kreatif di tingkat desa. Yang jika dia menjadi pengajar, atau mereka menjadi orang yang bisa mendampingi orang-orang yang terhempas menganggur, itu saya kira akan jauh lebih produktif," ungkap menantu dari begawan politik Mariam Budiardjo ini.

Oleh karena itu, Imam Prasodjo berkesimpulan bahwa pelibatan Staf Khusus Presiden yang dari kalangan milenial tidak tepat. Khususnya untuk menjalankan program-program yang tengah digulirkan pemerintah untuk menangani dampak ekonomi dari corona ini.

"Kalau masyarakat yang paling bawah itu bagaimana dia nanem pakai polybag, bagaimana mereka belanja tidak ke pasar. Itu yang paling rentan yang saya bilang. Nah itu siapa yang mendampingi. Bukan ahli milenial presiden, tapi lebih orang-orang yang kreatif di kampung," pungkas Imam Prasodjo.

Populer

Ini Kronologi Perkelahian Anggota Brimob Vs TNI AL di Sorong

Minggu, 14 April 2024 | 21:59

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Rusia Pakai Rudal Siluman Rahasia untuk Bombardir Infrastruktur Energi Ukraina

Jumat, 12 April 2024 | 16:58

Pemberontak Menang, Pasukan Junta Ngacir Keluar Perbatasan Myawaddy

Kamis, 11 April 2024 | 19:15

Megawati Peringatkan Bakal Terjadi Guncangan Politik Setelah Jokowi Jadi Malin Kundang

Kamis, 11 April 2024 | 18:23

Tim Kecil Dibentuk, Partai Negoro Bersiap Unjuk Gigi

Senin, 15 April 2024 | 18:59

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

UPDATE

TKN Bentuk Satgas Antisipasi Kehadiran Relawan dan Pendukung di MK

Jumat, 19 April 2024 | 23:32

Jawab Berbagai Tuduhan Miring, PT NDK Resmi Bubar Sesuai Hukum

Jumat, 19 April 2024 | 23:05

Gara-gara Peta Maroko, Kesebelasan Renaissance dari Berkane Dilarang Masuk Aljazair

Jumat, 19 April 2024 | 23:04

Bukan Farhan, Nasdem Ternyata Siapkan Sosok Ini untuk Pilwalkot Bandung

Jumat, 19 April 2024 | 22:49

Prabowo Minta Pendukung Tidak Turun Aksi saat Putusan MK

Jumat, 19 April 2024 | 22:34

Relawan Desak MK Buka Jalan Kemenangan Prabowo-Gibran

Jumat, 19 April 2024 | 22:05

Bertemu Menkeu Selandia Baru, Sri Mulyani Tukar Cerita Soal Kelola APBN

Jumat, 19 April 2024 | 21:58

Buntut Serangan ke Israel, AS Batasi Akses Teknologi Iran

Jumat, 19 April 2024 | 21:40

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

Ajukan Peninjauan Kembali, PT BMI Bawa 7 Bukti Baru

Jumat, 19 April 2024 | 21:33

Selengkapnya