Berita

Waketum Partai Gerindra, Arief Poyuono/Net

Politik

Arief Poyuono: Sistem Sosialis Lebih Kuat Hadapi Gempuran Corona

KAMIS, 16 APRIL 2020 | 17:12 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Pandemik global virus corona baru (Covid-19) seperti menunjukkan kekuatan negara-negara bersistem sosialis. Sejumlah negara yang menganut sistem sosialis telah terbukti mampu melawan penyakit menular.

"China, Vietnam, dan Kuba berhasil menahan penyebaran dan penularan corona. Sementara negara negara besar seperti Amerika Serikat, Italia, Spanyol, Jerman, Jepang, dan dan Korea Selatan menderita atas serangan corona," ucap Arief Poyuono melalui keterangannya di Jakarta, Kamis (16/4).

Menurut Arief Poyuono, secanggih apa pun teknologi yang dimiliki sebuah negara tapi sistem politiknya tak sesolid China, Kuba, dan Vietnam, maka pasti akan kesulitan melindungi rakyatnya dari serangan corona.


China, Vietnam, dan Kuba, lanjut Arief Poyuono, bisa demikian karena dipimpin oleh Partai Komunis dengan teori revolusioner yang sesuai dengan perkembangan masyarakat dalam dan luar negeri. Sementara negara-negara Liberal yang mengaku demokratis, padahal dikuasai kepentingan bisnis koorporasi, hanya akan berisi pertentangan kepentingan bisnis semata.

"Jalas dalam keadaan yang sangat darurat akibat serangan wabah penyakit menular, negara-negara liberal tidak memiliki sistem solid yang kuat untuk mengendalikan penyebaran. Makanya lockdown di negara liberal akan berdampak lebih merusak. Tidak seperti yang terjadi di China yang sistemnya solid dan masyarakatnya tertempa dalam disiplin yang kuat," lanjut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.

"Dalam situasi perang melawan wabah, partai komunis di negara sosialis akan terdepan memimpin peperangan. Sedangkan di negara liberal, korporasi bersaing untuk mengambil kesempatan mencari untung gede. Itulah yang terjadi di Amerika yang liberal dan negara-negara Eropa yang mengaku sosial demokrat. Intinya adalah mencari riba dari penderitaan rakyatnya. Makanya korban terus berjatuhan nggak ada yang ngurus, karena pemerintahan dan negara kacau," paparnya.

Indonesia, dalam pandangan Arief Poyuono, seharusnya bisa memetik pelajaran penting dari pengalaman dua sistem yang berbeda tersebut. Kalau pemerintahan tidak solid seperti sekarang, maka Indonesia tidak akan berhasil menahan serangan corona.

"Presiden instruksinya menyelamatkan rakyat. Malah elite politik dari pusat sampai daerah mengajukan lockdown. Padahal tidak siap memenuhi kebutuhan rakyat. Bansos yang digelontorkan nggak sampai ke rakyat, APD nggak sampai di RS kabupaten apalagi puskesmas. Kasihan rakyat kita," imbuhnya.

Untuk itu Arief Poyuono mendesak agar semua urusan diatur oleh presiden secara disiplin agar rakyat selamat dari pandemik corona.

"Jangan lagi ada bisnis di kalangan elite. Semua diurus secara transparan. Yang melanggar langsung copot atau ditangkap. Ini urusan nyawa rakyat. Presiden berhak bertindak pada semua aparatnya yang menyeleweng," tegasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya