Berita

Grafik peningkatan jumlah infeksi di Indonesia dengan atau tanpa mudik/Repro

Nusantara

Jika Warga Jabodetabek Mudik, Jumlah Infeksi Corona Di Indonesia Bisa Capai 1 Juta

SELASA, 14 APRIL 2020 | 17:01 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Hal yang paling dikhawatirkan para pakar kesehatan menjelang bulan Ramadhan di tengah wabah virus corona adalah tradisi mudik.

Hingga saat ini, pemerintah Indonesia belum memberikan aturan yang ketat terkait larangan mudik. Meski jumlah infeksi di tanah air terus melonjak setiap harinya.

Sebuah pemodelan yang disusun oleh Iwan Ariawan, Pandu Riono, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI menunjukkan prediksi jumlah kasus yang akan dihadapi oleh Indonesia jika masyarakat bersikeras untuk mudik.


Pemodelan dengan tajuk "Apa yang terjadi jika mudik?" itu dirilis pada Minggu (12/4).

Dari data yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, jika warga Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi melakukan tradisi mudik, maka jumlah infeksi di tanah air bisa mencapai satu juta jiwa.

Semua itu bermula dari perhitungan terjadinya per Maret. Di mana terjadi penambahan jumlah kasus per hari di Pulau Jawa selain Jakarta pada periode 26 Maret hingga 10 April 2020 sekitar dua kali lebih besar dibanding 17 hingga 26 Maret.

Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, ada 14,9 juta orang atau 44,1 persen dari jumlah penduduk Jabodetabek yang melakukan mudik Lebaran 2019.

Sementara itu, untuk tahun ini diprediksi ada 56 persen warga Jabodetabek yang tidak mudik, 37 persen masih mempertimbangkan, dan 7 persen telah mudik.

Jika mengambil angka model, diasumsikan sebanyak 20 persen penduduk Jabodetabek melakukan mudik ke provinsi lain di Pulau Jawa.

Dari asumsi tersebut, muncul estimasi kumulatif kasus Covid-19 di Pulau Jawa dengan atau tanpa mudik.

Jika 20 persen penduduk Jabodetabek melakukan mudik ke Jawa selama rata-rata 7 hari, maka terjadi penambahan kasus hingga melebihi angka satu juta kasus pada 1 Juli.

"Kenaikan signifikan kasus yang perlu dirawat di rumah sakit (terjadi) pada minggu ke-2 bulan puasa dengan puncak saat lebaran," tulis tim penyusun di samping sebuah grafik.

Grafik tersebut menunjukkan, jika penduduk Jabodetabek mudik, maka lebih dari 40 ribu kasus memerlukan perawatan intensif pada 24 Mei atau 1 Syawal 1441 H.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya